Kapal pemasok High Sulfur Diesel (HSD) produksi Pertamina.

Kapal pemasok High Sulfur Diesel (HSD) produksi Pertamina.

JAKARTA – Meski beberapa kapalnya buatan China dan Korea, ternyata PT Pertamina (Persero) lebih gandrung hasil karya bangsa sendiri. Selain kapal pengangkut LPG “Gas Pertamina 1”, dalam waktu dekat BUMN energi ini juga akan mendapatkan tiga tanker buatan dalam negeri.  

Seperti diungkapkan Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, sejalan dengan program kemitraan bersama industri maritim dalam negeri, dalam waktu dekat juga akan dilakukan serah terima kepada Pertamina, beberapa kapal baru yang dibangun di beberapa galangan dalam negeri yang kini sudah memasuki tahap akhir konstruksi.

“Beberapa kapal tersebut  yakni kapal tanker 6.500 LTDW (KASIM) yang dibangun PT. Dok & Perkapalan Surabaya, kapal tanker 3.500 LTDW (MERAUKE) yang dibangun PT. Dumas Tanjung Perak Surabaya, dan kapal tanker 17.500 LTDW (PAGERUNGAN) yang dibangun oleh PT. PAL Indonesia,” ujar Ali di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2013.

Selain itu, kata Ali, Pertamina secara konsisten menjaga kepatuhan terhadap azas cabotage dalam semangat memberdayakan bisnis maritim dalam negeri dalam hal kepemilikan kapal, pengibaran bendera Indonesia dan pemberdayaan awak kapal berkebangsaan Indonesia.

“Pertamina melalui rencana jangka panjang penguatan armada milik berkomitmen untuk mengedepankan kerja sama dengan mitra nasional sebagai pembangun kapal yang dibutuhkan perusahaan sesuai dengan kompetensinya. Pertamina bertekad untuk terus maju bersama industri lain di Indonesia, baik dalam konteks sinergi BUMN maupun Indonesia Incorporated,” ujar Ali lagi.

Seperti diketahui, Pertamina akan terus menambah armada kapalnya, baik untuk mengangkut minyak maupun gas, guna menyalurkan energi untuk kebutuhan di dalam negeri. Bulan depan, BUMN energi ini bakal mendapat kiriman satu kapal pengangkut LPG dari Korea, bernama “Gas Pertamina 1”.  

Menurut Ali, target distribusi energi nasional khususnya LPG yang diemban Pertaminai tidak hanya membutuhkan armada kapal yang efisien, efektif, dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi, tetapi juga membutuhkan kapal yang ramah lingkungan dan mampu menunjukkan positioning Pertamina sebagai salah satu pelaku bisnis transportasi laut yang berkualitas.

“Melalui desain green ship, kelengkapan peralatan yang berdampak terhadap lingkungan seperti Ballast water equipment, Oil Discharge Monitoring, Fuel Oil requirement IMO Tier II dan sertifikasi kapal pelengkapnya mampu membuat, kapal “Gas Pertamina 1” memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi untuk kapal sekelas VLGC di pasaran Internasional,” jelasnya.

Ia menambahkan, upaya Pertamina untuk penguatan armada milik diyakini akan meningkatkan efisiensi biaya transportasi migas. Efisiensi biaya transportasi melalui kapal ditargetkan  dapat meningkatkan margin perusahaan, di mana total cost (biaya total) transportasi menjadi salah satu andalan Pertamina dalam persaingan global di bisnis hilir Migas.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)