JAKARTA – ConocoPhilips (Grissik) Indonesia Ltd menyelesaikan proyek kompresi Lapangan Sumpal (Sumpal Compression Project) di Blok Corridor, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan pada April 2017 atau tiga bulan lebih cepat dari
target.

Bijan Agarwal, Presiden Direktur ConocoPhillips (Grissik) Indonesia, mengatakan proyek dilaksanakan pada area brown field tanpa mengganggu kegiatan rutin operasi produksi, meminimalisir gangguan ke masyarakat sekitar dan melibatkan tenaga kerja lokal.

“Sumpal Compression Project memiliki presentasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 58,96%,” kata Agarwal, Minggu (21/5).

Agarwal menegaskan proyek tidak mengganggu kegiatan rutin operasi produksi. Selain itu Sumpal Compression Project berhasil mengoptimalkan volume produksi dari 265 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 310 MMSCFD .
Proyek Sumpal diproyeksikan selesai dengan nilai biaya 25% di bawah nilai Advanced Flow Engineering (AFE) yang disetujui, yaitu sebesar US$ 222,9 juta menjadi US$ 153,6 juta.

Proyek yang diresmikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tersebut meliputi satu tingkat sistem kompresi (3 unit) Gas Turbine Compressor (GTC) total 24.000 Horse Power.

Kemudian dua unit Gas Turbine Power Generation masing-masing 1 MW, ruang kendali (PCS dan SIS) instrumentasi dan elektrikal dan perluasan area operasi.

Menurut Jonan, industri hulu dan hilir migas harus mengutamakan keselamatan pekerja agar putra-putri Indonesia tertarik bekerja dibidang migas.

“Itu nomor satu, industri yang tidak mengutamakan safety, pasti pekerja lokal tidak akan banyak yang berminat,” kata dia seperti dikutip Antara.

Jonan mengapresiasi beberapa poin dari selesainya proyek kompresi Sumpal yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ConocoPhillips tersebut. Diantaranya menyelesaikan proyek dengan cepat sehingga mampu menghemat anggaran negara.

“Produk migas tidak ada yang bisa menentukan harganya. Kalau kita tidak bisa menentukan harga jual, kita harus efisien. Jadi ada empat hal yang saya apresiasi, safety, community development, cost efficiency dan ketepatan waktu,” ungkap dia.

Wayan Budiarta, Project Manager Lapangan Sumpal, mengatakan pencapaian kinerja keselamatan dalam proyek itu yakni 3,24 juta lebih tanpa kehilangan waktu kerja dan tidak mencemari lingkungan.

“Penyelesaian proyek Kompresi Lapangan Sumpal melibatkan 100 persen tenaga kerja nasional termasuk kontaktor BUMN dengan lebih dari 1.000 pekerja,” tandas Wayan.(AT)