Alumina, produk akhir dari smelter yang sedang dibangun CITA di Kalbar.

Alumina, produk akhir dari smelter yang sedang dibangun CITA di Kalbar.

KETAPANG – PT Cita Mineral Investindo Tbk melalui perusahaan yang dibentuk secara patungan, PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery, pada Rabu, 17 Juli 2013, memulai pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral tambang di Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Smelter yang dibangun emiten berkode CITA ini, akan mengolah bauksit menjadi alumina.

Presiden Direktur PT WHW Lie Feng Hai mengatakan, pemegang saham di WHW adalah CITA yang tergabung dalam Harita Group, China Hong Qiao Group Ltd, Winning Investment (HK) Ltd, dan PT Danpac Resources Kalbar Investment.

“Total investasi proyek ini mencapai USD 1 miliar. Pembangunan smelter akan dibagi menjadi dua tahap. Pertama, dibangun dengan kapasitas satu juta ton per tahun yang diharapkan bisa beroperasi pada 2015. Kedua, penambahan kapasitas produksi sebesar satu juta ton per tahun, total menjadi dua juta ton per tahun, yang dijadwalkan bisa beroperasi pada 2017,” kata Lie Feng Hai.

CEO Harita Group, Lim Gunawan Haryanto menambahkan, di PT WHW, Harita Group memiliki 25% saham. “Pemegang saham mayoritas adalah China Hong Qiao. Namun, meskipun Harita hanya memiliki 25%, kami bangga bisa menarik investor asing untuk berinvestasi membangun smelter di Indonesia. Sebab, pembangunan smelter tidak murah,” ujar Gunawan.

Menurut Gunawan, nantinya hasil produksi alumina ini akan digunakan untuk kebutuhan alumina domestik, terutama bagi kebutuhan alumina di PT Inalum yang ada di Sumatera Utara.

Direktur Eksekutif CITA, Liem Hok Seng mengatakan, menyangkut pembiayaan, khususnya dana yang akan disiapkan Cita Mineral yang memiliki 25% saham di PT WHW, sekitar 30% bersumber dari kas internal perusahaan. “Sedangkan sisanya yang 70% bersumber dari pihak ketiga, baik itu perbankan atau sumber lainnya,” ujar dia.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo yang hadir dalam acara peresmian itu mengatakan, pemerintah menyambut baik rencana Harita Group membangun smelter. Pasalnya, ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).

“Pemerintah sangat mendukung pembangunan smelter ini. Bahkan jika diperlukan, pemerintah akan memberi sejumlah insentif, misalnya pembebasan bea masuk untuk impor alat berat dan sebagainya,” kata Susilo.

Selain Wakil Menteri ESDM, dimulainya pembangunan smelter yang ditandai upacara peletakan batu pertama itu, juga dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Minerba Kementerian ESDM Thamrin Sihite, serta Dirjen Basis Industri dan Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto. Hadir pula Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, Wakil Bupati Ketapang Boyman Harun, Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto, dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Ridwan.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)