JAKARTA – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), akan tetap melanjutkan proses produksi dan meningkatkan efisiensi biaya produksi, baik dari sisi tambang bauksit maupun sisi pabrik pemurnian melalui entitas asosiasi, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery untuk terus menghasilkan alumina yang bisa diekspor.

“Ekspor alumina sudah berhasil kami lakukan pada Agustus 2016. Hingga akhir September, jumlah ekspor sudah sekitar 164 ribu ton,” ujar Liem Hok Seng, Direktur Utama Cita Mineral, Rabu (19/10).

smelter alumina well harvest

Cita Mineral melalui Well Harvest mulai mengoperasikan pabrik Smelter Grade Alumina pada pertengahan 2016. Smelter tersebut saat ini menjadi satu-satunya pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi alumina dengan hasil SGA pertama yang beroperasi di Indonesia.

Hingga akhir September 2016, smelter Well Harvest sudah memproduksi sekitar 250 ribu ton alumina. Dan pada pertengahan 2017, produksi smelter ditargetkan bisa mencapai kapasitas penuh sebesar satu juta ton per tahun.

Well Harvest merupakan perusahaan patungan antara Cita Mineral, China Hongqiao Group Ltd, Winning Investment (HK), dan PT Danpac Resources Danpac.

Pembangunan smelter alumina Well Harvest merupakan wujud nyata pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba). Aturan tersebut melarang ekspor bijih mentah, sehingga perusahaan tambang wajib membangun smelter.

Smelter  Well Harvest Wining direncanakan memiliki kapasitas dua juta ton alumina per tahun dengan total investasi US$ 1 miliar. Pembangunan smelter dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai Juli 2014 dengan kapasitas satu juta ton alumina per tahun senilai US$ 500 juta.

Liem mengatakan saat ini Well Harvest belum melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan smelter tahap II karena optimalisasi produksi pabrik pemurnian SGA tahap I belum mencapai titik optimal. Karena itu diperlukan proses pengoperasian yang memakan waktu agar pabrik tahap pertama dapat berjalan dengan kapasitas penuh.

“Fluktasi harga alumina global juga diharapkan semakin membaik di masa mendatang,” tandas Liem.

Pada tahap I, Well Harvest telah menyelesaikan pembangunan infrastuktur pendukung seperti pembangkit listrik, living quarter, jalan dan kantor untuk mendukung konstruksi pabrik tahap II. Setelah tahap II tuntas, produksi smelter Well Harvest akan mencapai dua juta per tahun.(AT)