JAKARTA – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) mengkaji alternatif pendanaan melalui pasar modal untuk membiayai proyek pembangunan smelter grade alumina PT Well Harvest Winning Alumina Refinery tahap II.

“Pasar modal memang menjadi opsi pendanaan kami, tapi bentuknya apa belum ada sampai saat ini,” ujar Yusak Lumba Pardede, Direktur Cita Mineral.

Pada 2016, Well Harvest merupakan satu-satunya produsen alumina SGA. Well Harvest yang berlokasi di Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat, ini merupakan perusahaan patungan antara Cita Mineral (30%), China Hongqiao Group Limited (56%), Winning Investment (HK) Company Ltd.(9%), dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co.Ltd (5%).

Alumina SGA merupakan bahan baku pembuatan aluminium bagi industri smelter aluminium dalam negeri sebagai subtitusi impor.

Dengan beroperasinya smelter Well Harvest, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki pabrik pemurnian SGA selain China, Rusia, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Pengoperasian smelter Well Harvest berhasil mendongkrak penjualan Cita Mineral sepanjang kuartal I 2017 menjadi sebesar Rp 130,3 miliar, naik 376% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,4 miliar. Laba bruto perseroan juga mengalami peningkatan 433% sebesar Rp 35,5 miliar, dari sebelumnya Rp 6,7 miliar periode sama tahun 2016.

Rencananya, pengembangan smelter Well Harvest tahap IIn membutuhkan investasi sebesar US$ 360 juta-400 juta. “Pembangunan smelter Well Harvest tahap II dengan kapasitas 1 juta ton akan dilaksanakan sejalan dengan pencapaian target produksi sebesar 1 juta ton akhir tahun ini,” tandas Yusak.(RA)