WASHINGTON – Presiden Joko Widodo beserta rombongan, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat, menyempatkan diri menggelar pertemuan dengan jajaran pimpinan tertinggi dari Chevron dan General Electric (GE). Pertemuan berlangsung secara beruntut (one on one) di Blair House, Washington DC, pada Senin (26/10) waktu setempat.

Dipimpin langsung oleh Executive VP Upstream Cevron, James Johnson, jajaran pimpinan tertinggi Chevron menyampaikan  sejumlah concern-nya kepada pemerintah Indonesia. 
Pertama, Chevron menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia melanjutkan masa sembilan dasawarsa berkarya dan bermitranya dengan Indonesia. Kedua, saat ini, Chevron tengah mengaryakan 40.000-an tenaga kerja, dan sekitar 97% adalah putra-putri Indonesia. Sebagian dari mereka kini didorong dan dibuka kesempatannya untuk bisa bekerja di pelbagai belahan dunia tempat Chevron beroperasi. 

Ketiga, kelanjutan megaproyek Indonesia Deepwater Development atau pengeboran gas laut-dalam tetap dipersiapkan. Implementasinya tinggal menunggu waktu yang tepat dengan memperhatikan situasi terkini harga minyak dunia. Atas dasar itu, dimungkinkan akan ada sejumlah kalkulasi-ulang menyangkut asumsi-asumsinya. Keempat, untuk lebih menarik minat investasi geothermal di Indonesia, dukungan Pemerintah berupa kejelasan regulasi amat dibutuhkan. 

Presiden Joko Widodo berterima kasih atas komitmen Chevron tersebut. “Terutama terkait poin keempat,” respons Presiden.

Dia menambahkan pemerintah Indonesia terus mendorong upaya deregulasi melalui berbagai paket, antara lain dengan memberi kemudahan, insentif, dan penyederhanaan perizinan. Para menteripun, imbuh Presiden, terus didorong untuk mencari berbagai terobosan guna menciptakan iklim investasi yang kebih kondusif.

Chevron amat mengapresiasi suasana baru yang tengah diciptakan pemerintah Indonesia, yakni suasana yang lebih terbuka, lebih transparan.
“Setahun terakhir ini, misalnya, telah ratusan kali kami bisa berkomunikasi langsung, baik dengan Menteri ESDM, Dirjen Migas, SKK Migas, maupun kementerian/lembaga lainnya. Keterbukaan para pejabat pemerintah dalam melayani kami sungguh sangat membantu, terima kasih,” ungkap James Johnson.(LH)