JAKARTA – Indonesia darurat energi. Itu kiranya kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi energi tanah air saat ini. Bagaimana tidak? Cadangan minyak dan gas yang selama ini menjadi penopang utama dalam pemenuhan kebutuhan energi makin hari makin turun saja kapasitas produksi dan cadangannya. Belum lagi dengan batu bara, dimana isu lingkungan menjadi hambatan untuk bisa mengembangkan pengelolaannya.

Untuk saat ini ada dua cara jitu menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk bisa keluar dari permasalahan tersebut dan mewujudkan ketahanan energi. Pertama adalah terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi serta menularkan kebiasaan efisiensi penggunaan energi ke seluruh masyarakat.

“Tingkatkan kemampuan energi kita, maka itulah dipikirkan investasi danharus ada kelanjutan. hampir separuh produksi nanti harus dalam negeri,” kata Kalla dalam Forum Ketahanan Energi Nasional di Jakarta, Kamis (8/9).

Menurut Kalla, perkembangan zaman membuat masyarakat tidak akan  lepas dari kebutuhan energi, karena itu yang yang harus dilakukan adalah bagaimana melakukan efisiensi energi serta meningkatkan produksi energi. Selain itu, masyarakat juga harus mawas diri dan sadar akan perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan energi, baik kuantitas dan harga sesuai dengan perkembangan teknologi sendiri. Serta kesadaran akan lingkungan.

“Apabila kita membicarakan energi kemudian masuk listrik sebagai bagian dari prime energy maka orang akan masuk ke clean energy. Makanya di dunia ini terjadi peralihan-peralihan seperti itu kenapa harga baru bara turun karena banyak negara di dunia ini menutup kemungkinan membuat PLTU batu bara,” papar Kalla.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa JK memaparkan bahwa jika di negara-negara maju bisa diatur pemerataan energi maka di indonesia hal itu tidak dapat dipetakan. Pasalnya penggunaan energi justru besar di sektor transportasi bukan industri. Padahal jika serapan energi merata maka manfaat dari penggunaan energi itu akan bisa dicapai.

“Industri kita belum sebesar itu maka transportasi masih yang terbesar. Tapi nanti industri yang akan menjadi terbesar memakai energi,” tukas Kalla.

Menurut Wakil Presiden, efisiensi pemakaian energi yang gencar dikampanyekan dalam beberapa tahun terakhir sudah sesuai dengan tuntunan dari energi ramah lingkungan. Untuk itu diharapkan semua lapisan masyarakat dapat mendukungnya.”Matikan lampu, matikan TV. Enggak usah yang mahal-mahal. Itulah tantangan dari kita untuk menjaga ketahanan energi,” tandas Kalla.(RI)