JAKARTA – Pemerintah memiliki waktu 30 hari untuk mengisi posisi direktur utama PT Pertamina (Persero) yang kosong setelah pencopotan Dwi Soetjipto pada Jumat (3/1). Kriteria dan nama-nama calon pengisi orang nomor satu di perusahaan pelat merah yang tengah menuju perusahaan energi berskala global tersebut.

Fahmy Radhi, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, mengatakan ke depan Pertamina sebagai perusahaan migas nasional terbesar di Indonesia harus memiliki pemimpin yang independen dan komitmen untuk melawan mafia migas.

“Harus profesional, berkomitmen melawan mafia migas yang menggerogoti Pertamina, dan independen. Serta tidak dapat dikendalikan siapa pun, termasuk Menteri BUMN,” kata Fahmy kepada Dunia Energi.

Said Didu, pengamat Badan Usaha Milik Negara yang juga mantan Sekretaris Kementerian BUMN, mengatakan tidak ada sejarahnya direktur utama Pertamina yang bisa bertahan hingga lima tahun, kecuali di masa Karen Agustiawan. Padahal perusahaan migas multinasional, seperti Petronas, kepemimpinannya minimal tujuh tahun.

“Perusahaan-perusahaan multinasional berskala besar, termasuk Pertamina membutuhkan stabilitas kepemimpinan,” kata dia.

Menurut Said, direktur utama Pertamina, merupakan salah satu dari dua BUMN yang langsung ditunjuk oleh presiden. Bahkan, wakil presiden biasanya tidak bisa ikut campur dalam keputusan tersebut.
“Jadi ada dua BUMN, Pertamina dan PLN yang langsung ditunjuk presiden. Ini cukup beralasan, karena dua BUMN itu menyangkut kepentingan publik yang sangat tinggi,” ungkap Said.

Menurut Said, calon direktur utama harus orang yang hidupnya telah selesai. Artinya, sudah tidak memiliki kepentingan apapun atau memperkaya diri sendiri. Selain itu, calon direktur utama juga harus memiliki integritas dan hanya takut kepada Tuhan YME.

“Serta orang yang berani mengambil risiko. Anatomi pengambilan keputusan Pertamina itu bisa saja subjektif. Namun harus dilandasi suatu pembenaran yang objektif,” tandas Said.

Calon Internal

Fahmy menyebut salah satu kandidat kuat dalam bursa direktur utama Pertamina adalah Syamsu Alam yang saat ini menjabat sebagai direktur hulu. Syamsu dinilai memiliki sepak terjang yang telah teruji di Pertamina. Terlebih ketika memimpin beberapa anak usaha serta terakhir membuat sektor hulu Pertamina tetap bergairah meskipun dihadapkan dengan anjloknya harga minyak dunia.

“Berdasarkan record, Syamsu Alam berpengalaman sebagai direktur di beberapa anak perusahaan Pertamina dan cukup berhasil,” tambahnya. Sebelum menjabat direktur hulu, Syamsu Alam sempat memberikan kinerja positif sebagai Presiden Direktur PT Pertamina EP, salah satu andalan korporat di sektor hulu.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute mengungkapkan rekam jejak panjang Syamsu Alam di Pertamina memang patut dijadikan salah satu pertimbangan pemerintah dalam memilih orang nomor satu di Pertamina.
“Syamsu Alam dari internal yang memiliki rekam jejak panjang, Pernah menjabat berbagai posisi di Pertamina, tapi semua kembali ke pemerintah,” tandas Komaidi.(RI/AT)