JAKARTA – PT Cakra Mineral Tbk (CKRA), emiten pertambangan, menargetkan pelaksanaan konstruksi dua unit pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) selama 18-24 bulan. Cakra Mineral tercatat sedang membangun dua unit smelter feronikel dan baja dengan menggandeng perusahaan asal China.

Dexter Sjarif Putra, Direktur and Corporate Secretary Cakra Mineral, mengatakan investasi pembangunan smelter feronikel dan baja masing-masing US$68 juta dan US$55 juta-US$60 juta.

“Feronikel di Sulawesi Tenggara dan Nikel pig iron di Aceh. Untuk saat ini proses smelter feronikel sedang proses pengajuan amdal dan pembuatan feasibility study. Construction period 18-24 bulan, namun sekarang baru land acquisition,” kata Dexter kepada Dunia Energi, Kamis (4/12).

Cakra Mineral telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Zhe Jiang Baoli Mining Co. Ltd., dalam rangka kerja sama pembangunan smelter Ferro Nickel (FeNi) pada pertengahan 2014. Perseroan mencatat porsi kepemilikan 50,1% saham dalam smelter berkapasitas 48.000 metrik ton itu.

Untuk proyek smelter baja yang akan dibangun di Aceh Tamiang, Aceh, tersebut bekerja sama dengan Shanxi SuoEr Technology asal Tiongkok.

Cakra Mineral mengantongi porsi kepemilikan 51% saham dalam proyek smelter berkapasitas 300 ribu metrik ton per tahun tersebut.

Perseroan telah menggelontorkan dana masing-masing senilai US$15 juta untuk modal awal pembangunan smelter. Dana yang disediakan dari kas internal itu telah dialokasikan sejak 2014.

“Kami sudah menjajaki beberapa tambang nikel di Sulawesi Tenggara untuk pembelian bahan baku namun saya belum bisa disclose. Rencana semua NPI (nikel pig iron) akan di ekspor ke China melalui channel partner kami,” kata Dexter.(RA)