JAKARTA– Para pengusaha tambang batubara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mendukung penuh optimalisasi pemanfaatan batubara sebagai sumber energi primer dalam proyek kelistrikan nasional 35.000 megawatt. Pandu Sjahrir, Ketua Umum APBI, mengatakan potensi energi yang besar dan terjangkau saat ini didominasi oleh energi batubara.

“Didukung dengan penggunaan teknologi pembangkit listrik tenaga uap baru yang efisien dan ramah lingkungan, tentunya akan membantu penghematan biaya penggunaan energi listrik bagi masyarakat dan industri sehingga dapat mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Pandu dalam siaran pers yang diterima Dunia-Energi, Rabu (26/10).

Menurut Pandu, batubara memegang peran penting dalam menyukseskan program kelistrikan nasional karena sampai saat ini batubara merupakan sumber energi primer yang paling terjangkau (affordable) dan dapat diandalkan (reliable) dibandingkan komoditas lain baik dari sumber daya tak terbarukan (non-renewable) maupun yang terbarukan (renewable).

Pandu mengatakan, pembangkit listrik berbahan bakar batubara hingga kini masih menjadi  andalam dalam meningkatkan rasio elektrifikasi. Tahun lalu rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 88,5% dan target elektrifikasi 2016 adalah sebesar 90%.

Pemerintah melalui program 35.000 MW menargetkan rasio elektrifikasi Indonesia sampai dengan 2024 sebesar 99,4%. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016 – 2025, pembangkit listrik energi batubara masih menjadi kontributor terbesar dalam bauran energi sampai dengan tahun 2025, sebesar 50%. Dalam Rencana Umum Energi Nasional 2015 – 2050, disebutkan bahwa ketahanan energi merupakan kondisi terjaminnya ketersediaan, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan.

“Untuk memenuhi kebutuhan batubara dalam jangka waktu yang panjang merupakan tantangan bagi para pengusaha batubara mengingat sejak 2012, harga batubara mengalami penurunan harga yang signifikan sehingga umur tambang mengalami penurunan akibat biaya operasional yang tetap tinggi. Namun demikian pengusaha batubara tetap optimistis bahwa kondisi pasar batubara akan membaik, seiring dengan kebutuhan energi dari batubara yang masih cukup tinggi sampai dengan 2040,” ujar Pandu.

Menurut dia, APBI sebagai  asosiasi menaungi para pengusaha batubara juga akan mendukung Pemerintah untuk pemanfaatan komoditas batubara untuk kebutuhan energi nasional sehingga sumber daya yang ada saat ini akan memberikan kontribusi yang optimal bagi pembangunan Indonesia.Namun, APBI mengharapkan adanya kebijakan pemerintah yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan cadangan batubara nasional untuk mendukung pembangunan ekonomi regional dan nasional.

Dengan Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 255 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk mencapai rata-rata 1,66% per tahun, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang besar membutuhkan infrastruktur yang besar khususnya infrastruktur energi. “Pertumbuhan infrastruktur energi yang cepat sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat,” katanya. (DR)