JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS), badan usaha milik negara di sektor pertambangan timah, akan menerbitkan obligasi lebih dari Rp 2,6 triliun untuk keperluan investasi. Obligasi ditargetkan akan diterbitkan pada September 2017.

“Kita perlu dana investasi Rp 2,6 triliun, maka besaran obligasinya lebih dari Rp 2,6 triliun,” ujar Emil Erminda, Direktur Keuangan Timah usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Jumat (28/4).

Menurut Emil, obligasi diterbitkan dengan menggunakan laporan keuangan perseroan hingga Maret 2017. Artinya, obligasi akan dirilis pada September 2017. Rencana menerbitkan obligasi dipilih karena lebih cocok dengan kondisi keuangan perusahaan dibanding melakukan pinjaman bank.

Riza Pahlevi, Direktur Utama Timah, mengatakan dana hasil obligasi akan digunakan untuk memperbaiki atau membeli baru alat-alat produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi.

“Kami memang sedang mempersiapkan pendanaan tahun ini, bisa dalam bentuk obligasi ataupun pinjaman bank. Sekarang sedang dikaji mengenai instrumen dan besarannya,” kata dia.

Pada RUPST Timah, pemegang saham menyetujui laba bersih tahun buku 2016 senilai Rp 251,83 miliar, sebanyak 30% atau Rp 75, 54 miliar akan digunakan untuk membayar dividen tunai. Sedangkan 70% dari laba bersih dialokasikan sebagai dana cadangan.

“Dividen tunai yang akan dibayarkan kepada negara sebesar Rp 49,10 miliar, sedangkan dividen yang akan dibayarkan ke publik sebesar Rp 26,44 miliar,” ungkap Riza.

Riza mengatakan, RUPST Timah juga menyetujui pengangkatan Alwin Albar sebagai Direktur Operasi dan Produksi. Serta Trenggono Sutioso sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Niaga. Trenggono saat ini tercatat masih menjabat sebagai sekretaris perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). (RA)