JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) masih mengkaji metode penambangan emas dan tembaga di tiga anak usaha, PT Citra Palu Minerals, PT Gorontalo Minerals dan PT Dairi Prima Mineral. Dua metode penambangan yang tengah dikaji, yakni open pit dan underground.

“Peluangnya bisa open pit dan underground, tapi masih kami kaji. Karena kami juga harus mematuhi peraturan pemerintah,” ujar Suseno Kramadibrata, Presiden Direktur Bumi Minerals.

Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.

Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit. Tambang bawah tanah (underground) mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.

Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan.

Bumi Minerals menargetkan izin penambangan Citra Palu diperoleh pada Juni-Juli 2017, sedangkan Gorontalo Minerals pada kuartal IV 2017. Dan pada 2019 diharapkan bisa masuk tahap produksi.

“Insya Allah (2019), tapi kami jangan dulu dipaksakan untuk mengatakan kapan mulai produksi,” kata Suseno.

Suseno menjelaskan, kapasitas produksi tembaga (cooper) di Gorontalo Minerals maksimal bisa mencapai 75.000 ton per hari.

Citra Palu adalah pemilik tambang emas di Donggala, Sulawesi Tengah, yang sedang menanti izin analisis dampak lingkungan (Amdal).

Sementara Gorontalo Minerals merupakan perusahaan pertambangan emas di Gorontalo. Perusahaan itu memiliki cadangan emas dan tembaga sebanyak 105,4 juta ton dengan sumber dayanya mencapai 400,6 juta ton.

Adapun Dairi Prima adalah pemilik tambang timah dan seng di Sumatera Utara. Total sumber daya yang mereka miliki mencapai 25 juta ton ore dengan grade 10,1%. Salah satu lokasi penambangan Dairi Prima, yakni Anjing Hitam.

Bumi Resources menyatakan ketiga anak usahanya yang merupakan tambang kontrak karya (KK) tersebut sudah melakukan amandemen dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Amandemen KK menjadikan luas area konsesi lahan tambang Bumi Resources berkurang. Tambang di Donggala seluas 85.180 hektare (ha), akan menyusut 25.000 ha.

Penyusutan dua areal tambang lainnya tidak sebesar tambang di Donggala. Luas area tambang di Sumatera Utara sekitar 27.420 ha, sedangkan di Gorontalo 24.995 ha.

Saat ini, Bumi Resources Minerals hanya mengandalkan kinerja anak perusahaan, Bumi Resources Japan Company Ltd, yang adalah perusahaan perdagangan batubara ke Jepang.(RA)