JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 29, 17 juta ton sepanjang 2016, naik 52% dibanding realisasi 2015. Sebesar 15,17 juta ton akan ditujukan untuk pasar domestik dan 14 juta ton akan diarahkan ke pasar ekspor.

Volume penjualan tahun ini akan ditopang dari produksi batu bara tambang milik perseroan sebsar 25,75 juta ton yang berasal dari Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan sebesar 24,7 juta ton, naik 34% dibanding realisasi produksi sepanjang 2015. Sisanya, berasal dari PT Internasional Prima Coal, Unit Pertambangan Ombilin dan Tambang Peranap, Indragiri Hulu, Riau.

Perseroan juga akan menggenjot pembelian batu bara dari pihak ketiga hingga 2,57 juta ton, naik 76% dibanding pembelian sepanjang 2015 yang dilakukan anak usahanya, PT Bukit Asam Prima.

Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan target operasional perseroan akan ditopang sumberdaya dan cadangan batu bara yang melimpah, produk dengan kualitas premium dan peningkatan fasilitas infrastruktur, baik di hulu maupun hilir.

“Serta peningkatan kapasitas angkutan kereta dari lokasi tambang ke pelabuhan dan dermaga batu bara,” kata dia.

Bukit Asam sepanjang tahun lalu mencatat volume penjualan 19,17 juta ton, naik 7% dibanding realisasi penjualan 2014 sebesar 17,96 juta ton. Sebesar 10,13 juta ton penjualan batu bara atau 53% ditujukan untuk pasar domestik dan sisanya 9,03 juta diserap pasar ekspor.

Volume penjualan batu bara Bukit Asam berasal dari produksi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatera Selatan 18,53 juta ton, naik 20% dibanding produksi 2014 sebesar 15,5 juta ton. Selain itu, produksi berasal anak usaha, PT Internasional Prima Coal, Kalimantan Timur sebesar 0,68 juta ton dan Unit Pertambangan Ombilin 0,02 juta ton. Perseroan juga mencatat pembelian batu bara dari pihak ketiga 1,46 juta ton melalui PT Bukit Asam Prima.

Total produksi dan pembelian batu bara Bukit Asam sepanjang tahun lalu mencapai 20,7 juta ton, naik 24% dibanding 2014 sebesar 18,18 juta ton.

Menurut Joko, kenaikan kinerja operasional perseroan berlangsung di tengah kondisi harga batu bara yang makin tertekan. Untuk menjaga kinerja keuangan tetap positif, Bukit Asam melakukan berbagai langkah strategis, di antaranya optimalisasi sistem penambangan, memperpendek jarak angkut dan memprioritaskan penjualan batu bara berkalori tinggi.

“Selain itu, sejak Mei 2015, Bukit Asam sudah mengoperasikan PLTU Banjarsari 2×110 MW yang setiap tahunnya menyerap batu bara 1,5 juta ton batu bara perseroan,” tandas Joko.(AT)