JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), akan merealisasikan pengoperasian pabrik pengolahan gasifikasi batu bara di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatera Selatan, pada 2022. BACBIE akan berada pada satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

“Studi kami diharapkan selesai akhir 2018, studi untuk bankable. Selesai studi, mulai pembangunan pada 2019 dan COD 2022,” ujar Joko Pramono, Direktur Bukit Asam kepada Dunia Energi di Jakarta, Rabu (13/12).

Bukit Asam telah menandatangani head of agreement hilirisasi batu bara dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Jumat (8/12). Bukit Asam bersama Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical akan mempersiapkan pelaksanaan Bankable-FS (studi kelayakan), Amdal, dan persiapan pendanaan untuk selanjutnya melakukan proses pengadaan Engineering Procurement Construction (EPC).

Menurut Joko, nantinya konversi batu bara muda menjadi Syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik, akan menggunakan teknologi gasifikasi sehingga menciptakan produk akhir yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Produksi ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun untuk Pupuk Indonesia,, 400 ribu ton DME per tahun untuk Pertamina dan 450 ribu ton polypropylene per tahun untuk Chandra Asri.

“Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batu bara sebagai bahan baku mencapai sembilan juta ton per tahun termasuk untuk mendukung kebutuhan batu bara bagi pembangkit listriknya,” kata Joko.(RA)