JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), Kamis (14/4) menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 611 miliar atau Rp 289,73 per saham untuk Tahun Buku 2015. Jumlah dividen tunai yang dibagikan merupakan

30% dari total laba bersih perseroan tahun lalu sebesar Rp 2,04 triliun.

Laba bersih Bukit Asam 2015, naik 9,3% dibanding laba bersih 2014 sebesar Rp 1,86 triliun. Secara keseluruhan kinerja keuangan dan operasional pada tahun lalu naik signifikan.

Di luar pembelian batu bara sebesar 1,46 juta ton, volume produksi Bukit Asam naik 18% atau menjadi 19,28 juta ton dibanding tahun sebelumnya 16,37 juta ton. Sementara itu, volume penjualan mencapai 19,10 juta ton atau naik 6% dibanding volume penjualan tahun lalu sebesar 17,96 juta ton.

Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan untuk menghadapi tekanan dari penururan harga batu bara, perseroan mengambil langkah-langkah strategis, di antaranya melakukan efisiensi di berbagai lini berupa optimasi sistem  penambangan dengan elektrifikasi peralatan tambang menggunakan tenaga listrik milik sendiri, dan mengakuisisi perusahaan Jasa penambangan untuk meningkatkan volume swakelola bagi operasional penambangan.

“Kami juga memprioritaskan ekspor dengan batu bara kalori tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pasar, serta melakukan terobosan pasar baru, di antaranya ke Banglades dan Pakistan,” katanya.

Dari berbagai efisiensi yang dilakukan, pada 2015 Bukit Asam berhasil menekan biaya produksi sebesar 10% atau menjadi Rp 356.866,-per ton dibanding biaya produksi tahun sebelumnya sebesar Rp 394.784,-per ton.

Demikian juga dengan harga jualnya, pada saat harga indeks batubara global 2015 turun sebesar 29%, Bukit Asam bisa mengendalikannya dengan harga rata-rata tertimbang sebesar Rp 718.992,- atau hampir sama dibanding harga rata-rata tertimbang tahun sebelumnya sebesar Rp 723,635.(RA)