JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten energi terintegrasi, akan memasok kebutuhan batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang akan dibangun PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. PLTU Inalum berkapasitas 2×350 megawatt (MW) dan akan dibangun di Kuaala Tanjung, Sumatera Utara, ditarget beroperasi pada 2020.

Direktur Utama Inalum, Winardi Sunoto, mengatakan PLTU tersebut nantinya akan mendukung kegiatan operasional Inalum. Selebihnya, daya listrik akan dijual. 

“Yang pasti kita ingin kualitas bagus karena untuk smelter (pabrik pengolahan dan pemurnian) alumunium ini listrik tidak boleh mati sama sekali,” kata dia.

Menurut Winardi, Inalum akan bekerja sama dengan Bukit Asam. Namun, tetap tidak menutup kemungkinan perseroan akan mencari partner lain untuk memasok batu baranya.

Saat ini, Inalum sudah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga atau Asahan 2 dengan total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW.(RA)

Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung sekitar 400 MW, sementara sebesar 90 MW dialirkan ke PLN guna mendukung ketersediaan listrik di Sumatera Utara.

“Dengan suplai ke PLN 90 MW, produksi listrik Inalum full. Inalum sudah memakai sekitar 400 MW untuk semua fasilitas, termasuk smelter,” ujar Winardi.

Selain membangun PLTU, Inalum juga akan memperluas pabrik aluminiumnya dari kapastias 260.000 ton per tahun menjadi 500.000 ton per tahun.

Nilai investasi ntuk berbagai proyek inalum tersebut hingga 2020 diperkirakan mencapai US$3 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Inalum membuka peluang mencari pinjaman ke perbankan atau menerbitkan obligasi.