JAKARTA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) memperoleh penurunan tingkat suku bunga pinjaman atas fasilitas Kredit Modal Kerja senilai US$100 juta. dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI). Melalui penurunan ini,  BRI membantu Antam untuk cost reduction di pinjaman modal kerja. Kebijakan ini sekaligus menunjukkan dukungan positif dari perbankan kepada Antam di tengah kondisi industri pertambangan yang tengah menghadapi berbagai tantangan.
Tedy Badrujaman, Direktur Utama Antam, dalam keterangan resminya mengatakan penurunan suku bunga pinjaman untuk keperluan modal kerja merefleksikan kepercayaan industri perbankan terhadap Antam di tengah volatilitas harga komoditas. “Melalui penurunan suku bunga ini kami dapat melakukan penghematan beban pinjaman dan cash flow perusahaan  lebih terjaga,” kata Tedy.
Laporan keuangan Antam untuk periode sembilan bulan 2015 saat ini tengah dilakukan penelaahan terbatas (limited review) dan akan disampaikan paling lambat pada tanggal 30 November 2015.
Antam mencatat kinerja operasional yang positif di sembilan bulan pertama tahun 2015. Produksi feronikel di periode sembilan bulan 2015 menunjukkan kenaikan sebesar 10% menjadi 12.838 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan produksi sama tahun lalu.
Kenaikan ini didukung oleh peningkatan jumlah dan kadar bijih nikel umpan pabrik dari tambang nikel di Pomalaa dan Pulau Pakal. Seiring dengan peningkatan produksi, penjualan feronikel di 9M15 ikut mengalami kenaikan sebesar 4% menjadi 13.388 TNi dibandingkan penjualan di 9M14. Korea Selatan, Eropa dan Tiongkok merupakan tiga destinasi terbesar penjualan feronikel Antam selama sembilan bulan 2015.
Penjualan emas Antam di periode sembilan bulan 2015 naik secara signifikan sebesar 129% menjadi 12.648 kg (406.643 oz) dibandingkan periode sama tahun lalu. Selain produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia juga memurnikan emas dari pihak ketiga di seluruh Indonesia.
Upaya pengembangan perusahaan terus dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan menunjukkan kemajuan yang on track. Sampai dengan Oktober 2015, progress Engineering, Procurement and Construction (EPC) proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa (P3FP) telah  mencapai 96,95%.
Sementara rights issue Antam juga telah selesai dan berjalan dengan baik dimana terdapat oversubscription. Melalui aksi korporasi tersebut, saham baru yang diterbitkan telah terserap penuh dan Antam memperoleh dana sebesar Rp5,377 triliun yang terdiri dari dana penyertaan modal negara sebesar Rp3,495 triliun  dan dana dari publik sebesar Rp1,882 triliun.
Dana yang diperoleh dari rights issue  Rp3,5 triliun,  akan digunakan oleh perseroan untuk penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim untuk Tahap I sementara sisanya akan digunakan untuk membiayai modal kerja terkait kegiatan operasional yang meliputi antara lain sebagai beban pokok penjualan dan beban usaha dan biaya pengembangan usaha perrseroan terkait dengan peningkatan kapasitas produksi.(LH)