Kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua.

JAKARTA – BP Indonesia menargetkan pembangunan fasilitas kilang gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh Train 3 sesuai rencana dan rampung pada 2020. Saat ini proses pembangunannya tengah memasuki tahapan persiapan lahan.

Darmawan Samsu, Head of Country BP Indonesia menyatakan perusahaan menargetkan bisa memulai tahapan konstruksi sekitar kuartal tiga atau empat 2017. Selain persiapan lahan perusahaan secara paralel juga melakukan komunikasi secara intensif dengan masyarakat sekitar daerah wilayah kerja.

“Kita harapkan semua side siap, sebelum akhir tahun sudah bisa konstruksi, sekarang sosialiasi dengan komunitas sejauh ini lancar,” kata Darmawan di Jakarta.

Proyek Pengembangan Tangguh Train 3 merupakan lanjutan dari proyek Tangguh Train 1 dan 2 yang sudah ada. Dengan adanya Train 3 dan tambahan kapasitas produksi sebesar diproyeksikan bisa mencapai 3,8 juta metrik ton per annum (mtpa), yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa.

Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Menurut Darmawan, BP juga akan mulai melakukan pengeboran untuk Train 3 maksimal kuartal 4 pada tahun ini. Pengeboran di akhir tahun memang diakui tidak biasa dalam industri migas, namun itu sudah sesuai dengan rencana atau Work Program and Budget (WPNB).

“WPNB memang kuartal 4, rignya baru datang sekitar bulan Oktober,” tukasnya.

Produksi gas dari Train 3 nantinya sebagian besar atau sekitar 75 persen akan diserap PT PLN (Persero) sebagai bahan baku pembangkit listrik bertenaga gas.

Selain PLN, juga telah dialokasikan sebesar 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan listrik wilayah Papua Barat. Sisanya akan diserap konsumen yang sudah menandatangani kontrak pembelian yakni Kansai Electric Power Company dari Jepang.

“Alokasi 20 MMSCFD dari Train 3 untuk Papua Barat untuk listrik,” kata Darmawan.

Dia menambahkan BP Indonesia juga siap menyalurkan gas jika infrastruktur pembangkit listrik bertenaga gas sudah siap terlebih dulu atau lebih cepat dari 2020, saat Train 3 rampung.  Jika skenario percepatan infrastruktur pembangkit benar terwujud maka pasokan gas akan dipenuhi terlebih dulu dari Train 1 dna Train 2.

“Kami lihat adanya kemungkinan kalau lebih cepat misalnya 2019 infrastruktur sudah siap ya kita kasih dari existing,” tandas Darmawan.(RI)