JAKARTA – Belum ada kemajuan soal Blok Masela. Pemerintah masih mengevaluasi konsultan independen bertaraf internasional untuk melakukan kaji ulang dan guna mencari skenario fasilitas produksi yang paling tepat untuk pengembangan Blok Masela. Kajian akan dilakukan secara kuantitatif.

“Masela statusnya kita sedang evaluasi konsultan yang world class untuk review dan kajian, apakah di darat atau di laut dengan level kedalaman kajian yang sama, apple to apple,” kata Direktur Jenderal Migas IGN Wiratmaja, disela-sela acara Sarasehan Stakeholder Gas Bumi Nasional di Bali.

Menurut dia, ada lima aspek yang akan ditelaah yaitu teknologi, ekonomi, pengembangan wilayah, multiplier effect dan TKDN. Kajian akan dilakukan secara kuantitatif atau berupa angka. “Kuantitatif ini artinya ada riil angkanya. Angkanya itu datang dari mana harus ada dasarnya. Juga kalau perlu ada benchmarking-nya,” tambah Wiratmaja.

Kajian akan dilakukan konsultan hingga akhir tahun. Menurut Wiratmaja, jangka waktu dua bulan yang dibutuhkan konsultan ini wajar dan masih sesuai jadwal. “Seperti biasa, kalau PoD diajukan ke menteri, mentri akan mengevaluasiyang bisa sampai 6 bulan,” jelasnya.

Sekadar mengingatkan, SKK Migas telah mengajukan rekomendasi revisi PoD I Lapangan Abadi, Blok Masela kepada Menteri ESDM tanggal 10 September 2015. Ini merupakan tindak lanjut permohonan Inpex Masela Limited pada tanggal 12 September 2014 yang mengusulkan perubahan skenario fasilitas produksi Floating LNG (FLNG) dari 2,5 MTPA menjadi 7,5 MTPA. Usulan ini diajukan Inpex karena setelah dilakukan pengeboran pada tahun 2013-2014, cadangannya diidentifikasi jauh lebih besar yaitu 10,37 TCF.

“Kalau (FLNG) dipakai untuk 2,5 MTPA kurang ekonomis. Setelah dikaji lagi, Inpex mengusulkan FLNG ukuran 7,5 MTPA,” jelas Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

Berdasarkan kajian SKK Migas, secarateknis, waktu yang diperlukan untuk pengembangan Blok Masela di darat maupun laut relatif sama yaitu 45-50 bulan. Selain itu, dari aspek ekonomi, berdasarkan perhitungan pada 2013, untuk pengembangan di darat dibutuhkan biaya US$19,3 miliar. Sedangkan di laut investasinya sebesar US$14,8 miliar.

Blok Masela dengan operator PT Inpex Inpex Masela Limited dengan luas area saat ini lebih kurang 4.291,35 km², terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1000 meter.(LH)