JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan kembali melelang Blok Makassar Strait pasca ditinggalkan PT Chevron Pacific Indonesia pada 2020. Setelah gagal mendapatkan pemenang dalam lelang sebelumnya, pemerintah akan meningkatkan data blok tersebut untuk menarik investor.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan Kementerian ESDM masih menyiapkan peningkatan data Makassar Strait. “Nanti kami lelang ulang,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Senin malam (12/11).

Chevron sebelumnya telah memutuskan untuk tidak melanjutkan pengelolaan di Makassar Strait. Blok yang juga sempat menjadi bagian proyek migas laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) dilelang pemerintah dalam lelang tahap kedua 2018.

Data Kementerian ESDM mencatat, cadangan minyak di Lapangan Weseno saja status per 1 Januari 2017 sebesar 6,05 juta barel, mencakup cadangan 1P sebesar 1,8 juta barel, 2P sebesar 2,15 juta barel dan 3P sebesar 4,1 juta barel. Untuk gasn 1P 288 BCSF, 2P sebesar 371 BSCF dan 3P sebesar 450,8 BSCF.

ENI, perusahaan minyak asal Italia sempat digadang-gadang menjadi kontraktor selanjutnya karena berniat mengintegrasikan Makassar Strait dengan fasilitas yang sudah tersedia di Lapangan Jangkrik yang dioperatori ENI.

Namun pemerintah menolak penawaran ENI dengan alasan ada term and condition yang tidak dapat dipenuhi.

Djoko Siswanto Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, menegaskan ENI sampai sekarang masih berminat untuk mengelola Makassar Strait. Hal itu terungkap saat delegasi pemerintah memgunjungi kantor pusat ENI di Italia, pekan lalu.

“Lagi dibahas lagi dikaji lagi, masih minat mereka,” tukas Djoko.

Davide Casini Ropa, VP Exploration, ENI Muara Bakau B. V, sebelumnya mengatakan Makassar Strait masih berada di wilayah Kutai Basin yang memiliki potensi besar. 

“Kami masih tertarik dengan wilayah Kutai Basin. Kami tertarik karena disekitar situ juga dekat dengan fasilitas produksi milik kami,” tandas Ropa.(RI)