JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan mandatory pencampuran biodiesel 30 persen dengan solar atau B30 akan bisa mengurangi penggunaan solar dalam jumlah besar. Tidak tanggung-tanggung pengurangannya bisa mencapai 9 juta kilo liter (KL).

Dadan Kusdiana‎, Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM, mengungkapkan konsumsi solar nasional saat ini rata-rata mencapai ‎sekitar 32 juta KL. Jika program B30 dilaksanakan, kebutuhan biodiesel ke solar 9 juta KL dalam setahun.

“Kalau konsumsinya solar di dalam negeri 32 juta KL setahun, seluruh sektor. Kalau kali 30 persen itu 9 jutaan KL setahun, mungkin kalau ton-nya sekitar 8,1 juta – 8,2 juta ton,” kata Dadan di Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Jakarta, Rabu (25/7).

Lebih lanjut Dadan menambahkan pasokan minyak sawit Indonesia akan sangat siap jika B30 benar-benar direalisasikan lantaran stoknya saat ini rata-rata 12 juta KL dalam satu tahun.

“Stok mencapai 12 juta KL, cukup untuk B30. Kapasitas 12 juta, yang dibutuhkan 9 juta, malah sisa 3 juta,” ungkap Dia. .

Dadan mengungkapkan, selain menyediakan pasokan minyak sawit untuk dicampur solar, badan usaha penyalur solar juga harus menyiapkan alat pencampuran solar dengan minyak sawit.

“Kan itu harus dicampur, tapi enggak ada alat pencampurnya. Kami akan bicara dengan badan usaha BBMnya, itu kapan anda bisa nyampurnya,” kata dia.

Dadan melanjutkan penerapan B30 bisa jadi salah satu jalan meredam defisit neraca perdagangan, salah satunya mengurangi impor bahan bakar Minyak (BBM) dan gas.

“Kalau sekarang kan banyak kombinasi ya kenapa kebijakan ini berjalan. Didorong pertama oleh defisit neraca perdagangan, yang didorong migas BBM‎,” ungkapnya.

Selain itu, Dadan menegaskan bahwa rencana percepatan program mandatory B30  lantaran sempat adanya rencana pembatasan penggunaan minyak sawit di Eropa yang ditetapkan dalam Renewable Energy Directive (RED) II.

“Enggak, itu kan sudah selesai, sudah diundur. Kami masih cukup waktu untuk pastikan, diskusi dan negosiasi kembali,” tandasnya.(RI)