JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menyetujui tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2016. Pada tahun lalu, Antam tercatat membukukan laba bersih Rp64,81 miliar dibanding 2015 yang merugi hingga Rp1,44 triliun.

Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan Antam, mengatakan pada saat untung, Antam seharusnya membagikan dividen sebesar 30% dari laba bersih. Namun karena hanya meraih untung Rp64,81 miliar, jika dibagi dividen, pemegang saham hanya akan mendapat Rp0,80 per saham.

“Jadi laba di-retained, salah satunya untuk mendukung pembangunan pabrik feronikel di Pomala. Ini katalis untuk
mencetak keuntungan lebih tinggi pada 2017,” ujar Dimas usai RUPST Antam di Jakarta, Selasa (2/5).

Pada tahun lalu, kinerja keuangan positif Antam ditopang keberhasilan perseroan menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp8,25 triliun, turun 20,14 persen dibanding 2015 yang mencapai Rp10,33 triliun.
Penurunan beban terutama berasal dari turunnya pembelian logam mulia dari Rp5,78 triliun menjadi Rp3,9 triliun pada tahun lalu. Serta pemakaian bahan bakar dan biaya sewa.

Disisi lain, pendapatan perseroan turun 13,53% menjadi Rp9,1 triliun dibanding raihan 2015 yang mencapai Rp10,53 triliun. Penurunan pendapatan terutama akibat turunnya pendapatan dari penjualan komoditas emas sebesar 24,21% menjadi Rp5,54 triliun dari sebelumnya Rp7,31 triliun.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, Antam membukukan laba bersih Rp6,6 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu Rp5,2 miliar. Kenaikan laba bersih terutama ditopang dari laba entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp35,96 juta dibanding kuartal I 2016 yang mencatat rugi hingga Rp218,67 miliar.(RA)