JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengklaim menjadi perusahaan  paling aktif melakukan aktivitas eksplorasi di Indonesia. Namun eksplorasi yang dilakukan tidak menghasilkan cadangan dalam jumlah besar karena keterbatasan wilayah operasi.

Denny S Tampubolon, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina, mengatakan  selama ini Pertamina hanya bisa beraktivitas di wilayah yang sudah mature atau tua, berbeda dengan operator lain yang melakukan aktivitas pengeboran di wilayah baru yang berpotensi menemukan cadangan besar.

“Challenge kami working area Pertamina area mature. Kalau secara geologi sifat mature itu bukan lagi area yang bisa discovery seperti di green area yang baru. Jadi agak terbatas sizenya,” kata Denny ditemui disela-sela gelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex di JCC, Rabu (2/5).

Presiden Joko Widodo saat  pembukaan IPA Convex 2018 sempat menyindir dan mengkritisi kinerja Pertamina yang tidak pernah menemukan cadangan migas dalam jumlah raksasa sejak era 1970-an. Menurut Presiden aktivitas eksplorasi Pertamina masih kurang maksimal hingga saat ini.

Denny mengatakan yang terus bisa dilakukan Pertamina sekarang adalah melakukan perawatan terhadap sumur-sumur produksi sambil mencari potensi baru di sekitar area produksi. Meskipun bisa memperoleh potensi baru, hanya saja hasilnya belum tentu sesuai harapan. Sehingga tidak akan dikembangkan jika tidak cocok dengan nilai keekonomian.

Kegiatan eksplorasi, lanjut dia, jauh berbeda dengan kegiatan pengembangan lapangan. Untuk melakukan eksplorasi harus dimulai dari nol yakni mematangkan konsep  melalui data yang komperensif. Tanpa itu semua maka tidak dapat dilakukan eksplorasi sampai ke pengeboran. Maka dari itu biasanya kegiatan eksplorasi membutuhkan perhitungan ekstra serta dana atau biaya yang tidak sedikit.

“Karena pengeboran (eksplorasi) tadi saya bilang biayanya besar. Puluhan sampai ratusan juta dolar, tapi kami ambil risiko. Nah ini yang kami minta pemahaman juga bahwa nature upstream itu, terutama eksplorasi komponen risiko ya teknikal risiko ya cukup cukup kental,” ungkap Denny.

Namun kondisi itu tidak menghentikan Pertamina untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Meskipun cadangan yang ditemukan tidak seberapa, Pertamina  tetap berkomitmen untuk berinvestasi agar produksi terus berjalan.

“Kami tidak berhenti, Sekali lagi tolong cek statistiknya dari tahun ke tahun jumlah sumur di unit Pertamina eksplorasi di Indonesia itu paling banyak. Kalau dikatakan itu areanya kecil-kecil karena mature, itu faktanya,” tandas Denny.(RI)