JAKARTA– Presiden Joko Widodo menginginkan calon Direktur Utama PT Pertamina adalah sosok yang memiliki kemampuan, kapasitas, kapabilitas, dan integritas yang tinggi. Johan Budi SP, Juru Bicara Presiden, mengatakan sebelum memilih calon dirut Pertamina, Presiden menerima banyak informasi, baik dari beberapa nama usulan dari pemangku kepentingan, baik BUMN dan kementerian yang lain.

“(Calon dirut) Yang punya kemampuan, kapasitas dan kapabilitas, dan tentu memiliki integritas juga,” kata Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Menurut Jonan, ada beberapa nama yang sudah diusulkan kepada Presiden dan kata Johan kemungkinan nama itu sudah ada di Kementerian BUMN. Namun sebelum menentukan dan memilih sosok yang tepat, Presiden sudah terlebih dahulu meminta banyak pendapat terkait nama-nama calon. “Salah satu ukuran yang utama yakni tingkat integritas,” katanya seperti dikutip Antara.

Karena itu, menurut Johan, penentuan Dirut Pertamina sempat mundur atau ditunda karena untuk menetapkan calon-calon yang paling tepat. Dia mengatakan sampai saat ini ada dua nama yang menguat untuk ditetapkan sebagai Dirut Pertamina. Namun Johan Budi tidak menyebutkan dua nama tersebut apakah calon tersebut berasal dari internal maupun eksternal Pertamina.

“Kalau itu saya tidak tahu. Yang menguat dua, tapi belum tahu ini dari eksternal atau internal. Mungkin besok (hari ini, red) bisa tahu. Besok RUPS akan diputuskan direksinya,” katanya.
Sebelumnya, nama Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding santer disebut sebagai calon kuat Dirut Pertamina. Elia dianggap netral dan tidak merepresentasikan kubu manapun yang berkepentingan di internal Pertamina. Nama lain yang muncul adalah Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan belakangan adalah Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Sukandar. (DR/ANT)