JAKARTA – Sedikitnya ada 16 proyek pipa gas transmisi sepanjang 5.429 km masih menunggu kepastian untuk dilelang Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Hingga kini lelang belum bisa dilaksanakan karena belum memiliki kepastian pasokan gas.

Fanshurullah Asa, Kepala BPH Migas, mengatakan ada tiga unsur utama yang harus dipenuhi agar gas bisa mengalir, yaitu infrastruktur, demand (permintaan gas) dan supply (pasokan gas).

“Ada tiga masalahnya infrastruktur, supply side, dan demand side. Ini yang perlu terintegrasi. Yang punya alokasi gas itu bukan BPH Migas, tetapi melalui pemerintah (Menteri ESDM) melalui Permen ESDM 6/2015,” kata Fanshurullah disela rapat dengan Komisi VII DPR, Senin (12/2).

Dia menambahkan ke-16 proyek pipa tersebut merupakan bagian dari 18 proyek pipa yang telah direncanakan pemerintah dan telah tertuang dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) 2012-2025.

Dua ruas pipa yang sudah mulai terbangun adalah ruas pipa Duri-Dumai sepanjang 67 km yang dikerjakan PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) serta Grissik – Pusri (Palembang) yang dikerjakan Pertagas sepanjang 176 km.

Satu ruas lain yang sebenarnya siap dilelang adalah ruas pipa dari Pusri-Tanjung Api-api 70 km dan Tanjung Api-api hingga Muntoks sepanjang 43 km.

“Itu sudah diajukan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPE) Sumsel, BUMD Sumsel. Belum tahap dilelang karena Feasibilty Study (FS) sama Front End Engineering Design (FEED) belum masuk ke BPH Migas,” ungkap Fanshurullah.

Berdasarkan data BPH Migas, peluang investasi di sektor infrastruktur pipa masih sangat besar, dari 16 proyek yang masih belum berjalan jumlah investasinya mencapai US$7, 79 miliar.

Harry Poernomo Anggota Komisi VII DPR, mengungkapkan mandeknya lelang proyek pipa gas bersumber dari tidak baiknya koordinasi antar instansi pemerintah. BPH Migas dijamin akan kesulitan jika pasokan gasnya belum ditetapkan Kementerian ESDM.

Untuk itu, harus mulai lagi dibahas rencana baru dalam road map pengembangan infrastruktur gas kedepannya.

“Penanggung jawab semua di Kementerian ESDM, semua berawal dari kebijakan Kementerian ESDM. Sejak awal ada BPH Migas dengan ESDM ini jadi terkotak-kotak,” tegas Harry.(RI)

Berikut daftar 16 ruas pipa yang tidak kunjung dilelang BPH Migas:

1. Dumai – KEK Sei Mangkei (324 km)
2. Palembang – Tanjung Api Api (70km)
3. Tanjung Api Api – Muntok (43km)
4. Muara Bekasi -Cirebon (280 km)
5. Bojanegara – Muara Karang (174 km)
6. FSRU Cilacap – RU IV Cilacap (11 km)
7. Semarang – Teras (84 km)
8. Cilacap – Teras (Boyolali) (237 km)
9. Teras (Boyolali) – Surakarta – Ponorogo (100 km)
10. Bontang – Banjarmasih (522 km)
11. Kalimantan-Jawa (Kalija II) Bontang – Kepodang (1.015 km)
12. Natuna D Alpha – Pontianak (487 km)
13. Pontianak – Palangkaraya (1.016 km)
14. Palangkaraya – Banjarmasin (192 km)
15. Donggi – Pomala – Sengkang (580 km)
16. Sengkang – Pare-pare – Makassar (274 km)

2 ruas pipa yang sudah mulai dikerjakan

1. Duri – Dumai (67 km)
2. Grissik – Palembang (176 km)