JAKARTA – Iklim investasi buruk dan harga minyak yang tak kunjung membaik berpengaruh terhadap aktivitas bisnis migas di Tanah Air. Beberapa wilayah kerja (WK) migas yang akan berakhir dipastikan ditinggalkan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).

Sebanyak 28 wilayah kerja (WK)  migas akan berakhir kontrak kerja samanya pada 2017 hingga 2022 mendatang. Saat ini, Pemerintah fokus pada  8 kontrak yang akan berakhir pada 2018. “Ada beberapa yang sudah mengajukan perpanjangan kontrak, dan ada juga yang tidak meneruskan. Detailnya nanti saja,” tutur Direktur Jenderal  Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja.

Delapan WK yang akan habis kontrak kerja samanya pada 2018 adalah WK Tuban, Ogan Komering, Sanga-sanga, Southeast Sumatra, B Blok, NSO/NSO Extention, Tengah Blok dan East Kalimantan.

Untuk  5 kontrak yang berakhir pada 2017, Pemerintah telah mengambil keputusan. Antara lain perpanjangan kontrak WK Mahakam dan ONWJ diberikan kepada PT Pertamina (Persero). Sementara untuk kontrak yang akan berakhir pada  2019, berjumlah 3 WK yaitu Pendopo & Raja, Bula serta Seram Non Bula.

Kontrak yang akan berakhir pada 2020 berjumlah 5 WK yaitu Makassar Strait, South Jambi Blok B, Brantas, Salawati Kepala Burung dan Malacca Strait.  Sebanyak 3 kontrak migas akan berakhir pada 2021 yaitu Bantu Segat, Rokan dan Selat Panjang. Sementara untuk  2022, terdapat 4 kontrak migas yang akan berakhir adalah Tarakan Block East Kalimantan, Coastal Plains and Pekanbaru, Tungkal dan Sengkang. (LH)