JAKARTA – PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), emiten kontraktor jasa tambang, membukukan laba bersih tercatat US$8,67 juta pada paruh pertama tahun ini, naik 7,8% dibanding semester I 2016 sebesar US$8,03 juta. Kenaikan laba bersih terutama ditopang kenaikan pendapatan sebesar 38,9%.

Laporan keuangan Delta Dunia, akhir pekan lalu, menyebutkan perseroan meraih pendapatan US$360,62 juta pada semester I 2017, naik 38,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan diikuti bertambahnya beban pokok sebesar 24% menjadi US$258,44 juta dibanding semester I tahun lalu US$208,22 juta.

Laba kotor perseroan tercatat melonjak naik 100,5% menjadi US$102,17 juta pada paruh pertama tahun ini dibanding raihan periode yang sama tahun lalu sebesar US$50,94 juta. Begitu pula laba sebelum pajak naik 97,9% menjadi US$27,25 juta.

Namun karena beban pajak penghasilan yang mencapai US$18,58 juta, melonjak dibanding semester I 2016 yang hanya US$5,72 juta membuat kenaikan laba bersih kurang dari 10%.
Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari PT Berau Coal yang mencapai 60% dari total pendapatan atau US$214,88 juta. Selain itu, PT Sungai Danau Jaya memberikan kontribusi 12% atau US$45,15 juta. Serta PT Kideco Jaya Agung dan PT Adaro Indonesia yang masing-masing memberikan kontribusi 11% terhadap pendapatan Delta Dunia.

Empat perusahaan tersebut merupakan klien utama perseroan. Delta Dunia melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) memiliki kontrak pengerjaan tambang milik keempat perusahaan batu bara tersebut.

Delta Dunia menargetkan hingga akhir 2017 memproduksi batu bara milik klien sebesar 45 juta-50 juta ton, naik dibanding realisasi produksi tahun lalu 35 juta ton. Hingga enam bulan pertama, batu bara yang telah diproduksi mencapai 20,2 juta ton.

Untuk volume pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) ditargetkan ebesar 300 juta bank cubic meter (bcm). Hingga semester I, realisasi overburden telah mencapai 166,3 juta bcm.(AT)