JAKARTA – Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) pada sembilan bulan 2017 anjlok 59,7% menjadi US$97,91 juta atau setara Rp1,32 triliun (kurs Rp13.500 per dolar AS) dibanding periode yang sama 2016 sebesar US$241,99 juta. Penurunan laba bersih PGN terutama disebabkan peningkatan beban, mulai beban pokok hingga beban keuangan.

Sepanjang Januari-September 2017, PGN meraih pendapatan US$2,16 miliar, tidak jauh berbeda dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,15 miliar. Disisi lain, beban pokok naik 7,6% menjadi US$1,6 miliar dibanding periode sembilan bulan 2016 US$1,49 miliar. Akibatnya, laba kotor PGN turun 15,8% menjadi US$559,73 juta dibanding periode sembilan bulan 2016 sebesar US$664,65 juta.

Selain itu, beban distribusi dan transmisi, serta beban umum dan administrasi juga meningkat sehingga berdampak pada penurunan laba operasi sebesar 32,2% menjadi US$267,7 juta dibanding sembilan bulan 2016 sebesar US$394,23 juta

“Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang melambat,” kata Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, Senin (30/10).

Pada periode Januari-September 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.501 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang mencakup gas distribusi sebesar 767 MMSCFD dan transmisi gas 737 MMSCFD.

Menurut Rachmat, sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian melambat, perseroan tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat. Hingga kuartal III 2017, infrastruktur gas pipa gas PGN bertambah lebih dari 175 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.450 km.

PGN mencatat menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial dan usaha kecil menengah dan 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi perseroan. Selain itu, PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk transportasi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan empat Mobile Refueling Unit (MRU). Serta mengoperasikan dua Floating Strorage Regasification Unit (FSRU), yakni di Jawa Barat dan Lampung.(AT)