JAKARTA – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) akan menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat senilai US$600 juta atau sekitar Rp8,06 triliun (kurs Rp13.436 per dolar AS). Surat utang akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited. Surat utang yang diterbitkan memiliki nilai lebih dari 50% atau 318,9% dari ekuitas Bayan yang mencapai Rp2,52 triliun.

Surat utang ditawarkan dengan bunga tetap maksimun sebesar 10% dan akan jatuh tempo maksimum tujuh tahun atau pada 2024.

“Dana hasil surat utang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kembali (refinancing) utang perseroan dan modal kerja. Serta keperluan korporasi lainnya dari perseroan dan anak usaha,” ujar Chin Wai Fong, Direktur Utama Bayan.

Laporan keuangan Bayan per 31 Desember 2016 menyebutkan pinjaman jangka panjang perseroan mencapai US$481,43 juta.

Manajemen dalam keterbukaan informasinya, Senin (17/7), menyebutkan dengan skema pembiayaan kembali pinjaman, jatuh tempo atas utang perseroan akan menjadi lebih panjang dan likuiditas jangka pendek akan meningkat karena tidak adanya amortisasi interm. Selain itu, dengan tingkat bunga tetap yang dimiliki surat utang akan melindungi perseroan dari suku bunga yang berfluktuasi.

Rencana penerbitan surat utang akan dimintai persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 Agustus 2017 mendatang.(AT)