JAKARTA– Pemerintah masih mengoptimalkan penggunaan batu bara dalam bauran energi pembangkit nasional karena batu bara adalah sumber bahan bakar paling cepat dalam penyediaan energi primer.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya stretegis agar komposisi bauran energi (energy mix) pembangkit tetap optimal. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ini adalah tantangan bagi negara ini (Indonesia) sebagai negara berkembang bukan sebagai negara maju. Bagaimana kita menciptakan lingkungan bersih yang berkelanjutan dan mencapai target pertumbuhan ekonomi,” ujar Arcandra.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3% dapat dicapai apabila tingkat konsumsi listrik nasional mengalami peningkatan. Hingga kuartal III 2018, konsumsi listrik nasional mencapai sebesar 1.048 KWh/kapita. Bila ditelusuri lebih jauh, angka ini mengalami perubahan sangat positif sejak tahun 2014 (804 Kwh/Kapita), 2015 (918), 2016 (956) dan 2017 (1.012).

“Sudah menjadi kewajiban kita menyediakan tarif listrik yang terjangkau supaya semua masyarakat bisa mengonsumsi listrik,” katanya.

Arcandra mengantisipasi penggunaan batubara agar tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan. “Kita perintahkan para pengembang swasta (Independent Producer Power/IPP) baru untuk mengggunakan teknologi yang ramah lingkungan,” paparnya seperti dikutip antaranews.com.

Langkah ini merupakan satu dari tiga upaya taktis Pemerintah demi memperbaiki komposisi bauran energi pembangkit di masa mendatang. Upaya lainnya adalah mengganti atau mengombinasikan cadangan pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang yang berdekatan dengan sumber energi.

Tiga langkah tersebut ditempuh untuk memangkas biaya produksi yang jauh lebih rendah. Arandra mencontohkan, bila punya gas untuk pembangkit listrik. Gas memang lebih bersih dari batubara. “Kami menyarankan PLN membangun PLTU mulut tambang sehingga biaya transmisi ke pembangkit listrik karena lebih dekat dengan gas,” katanya.

Arcandra meyakini bila hal ini tercapai dalam komposisi bauran energi pembangkit, target pertumbuhan ekonomi dan menciptakan energi bersih berkelanjutan sangat memungkinkan bakal tercapai. (DR)