JAKARTA – Pemerintah menargetkan sebanyak 103 ribu rumah tangga di Jawa Barat bagian selatan dan Banten akan mendapatkan jatah sambungan listrik baru tanpa dikenakan biaya. Biaya sambungan listrik baru nantinya akan ditanggung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian BUMN.

Rini Soemarno, Menteri BUMN menyatakan sebanyak 34 perusahaan pelat merah (di luar PLN) ditunjuk pemerintah untuk membiayai penyambungan listrik. Total keseluruhan hingga Maret 2019 ada 317 ribu rumah tangga yang akan mendapat pemasangan sambungan listrik baru gratis.

“Dengan bantuan sambungan listrik melalui sinergi BUMN, warga sepenuhnya akan menikmati listrik resmi dari PLN. Ini tentunya sangat membantu masyarakat dalam menopang kegiatan ekonomi rumah tangganya,” kata Rini dalam sela penandatanganan kerja sama antara 34 BUMN dan PT PLN (Persero) di Kementerian BUMN Jakarta, (7/8).

Jumlah masyarakat kurang mampu yang dipilih untuk mendapatkan listrik tersebut ditetapkan berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). PLN mencatat, saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat tercatat 96,79% dengan jumlah KK yang belum mendapat aliran listrik sebanyak 334.260 KK. Rumah tangga kurang mampu yang mendapat bantuan program sambung listrik gratis akan mendapatkan sambungan listrik PLN berdaya 450 Volt Ampere (VA) dengan tarif bersubsidi dan sistem layanan prabayar.

Rini mengungkapkan program sambungan listrik gratis ditargetkan mampu menembus hingga 103 ribu rumah tangga pada 28 Oktober 2018. “Dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 56,9 miliar,” kata dia.

Untuk mencapai target di Maret 2019 kebutuhan dana sambungan akan ditanggung 50% PLN dan sisanya dana patungan BUMN lainnya.

“Jadi PLN sekitar Rp180 miliar, BUMN patungan Rp180 miliar juga jadi Rp 360 miliar itu tuntas sampai Maret tahun depan,” ungkap Rini.

Amir Rosidin, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, mengatakan alasan sebagian besar warga tidak menyambungkan listrik secara resmi disebabkan relatif mahalnya biaya instalasi dan penyambungan listrik yang berkisar Rp 900 ribu hingga Rp 1,1 juta.

“Melalui program sambung listrik kali ini, PLN memberi potongan harga sebesar 50% untuk biaya penyambungan listrik, dan sisa biaya akan dibayarkan oleh sinergi BUMN yang turut terlibat,” kata Amir.

Berdasarkan kajian yang dilakukan PLN, masyarakat yang belum bayar listrik harus mengeluarkan dana Rp 20 ribu-Rp30 ribu per lampu per bulan, padahal jika membeli langsung dari PLN hanya Rp2.000-Rp3.000.

Sebanyak 35 BUMN yang ikut terlibat dalam program ini yakni PLN, Telkom, BRI, Pertamina, Bank Mandiri, BNI, Angkasa Pura II, Pelindo III, BTN, Pupuk Indonesia, Wijaya Karya, PT PP, PGN, Waskita Karya, Pegadaian, PTPN III, Antam, Jasa Marga, Jasa Raharja, Taspen, Airnav, Askrindo, Jasindo, ASDP Indonesia, Perum Bulog, Jamkrindo, Biofarma, Semen Indonesia, Hutama Karya, Kereta Api Indonesia, Dahana, Perhutani, Pindad, Pos Indonesia dan Jiwasraya.

Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengapresiasi program sambungan listrik gratis. Apalagi seharusnya subsidi terhadap biaya sambungan listrik baru dianggarkan mulai tahun depan.

Dengan adanya program ini maka target capaian rasio elektrifikasi nasional bisa tercapai dan lampui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RJPNN).

“Kalau tidak dibantu target 99,9% diakhir 2019 tidak akan tercapai, sementara target RJPNN 2019 97,5%,” tandas Jonan.(RI)