JAKARTA – Rencana PT PLN (Persero) membangun infrastruktur dan fasilitas gas untuk memenuhi fasilitas pembangkit listrik tenaga gas dinilai bisa menjadi salah satu solusi mengatasi masalah alokasi gas.
Dito Ganindito, Anggota Komisi VII DPR, mengatakan selama ini PLN selalu mengeluhkan kesulitan alokasi gas akibat proses penentuan harga gas yang melalui pembahasan panjang. Harga gas yang melambung menjadi salah satu masalah yang menyebabkan PLN kesulitan membangun pembangkit tenaga gas.

Jika PLN bisa membangun infrastruktur gas sendiri maka harga gas menjadi lebih murah, dan proses pembangunan pembangkit jadi lebih efisien karena tidak perlu melalui pembahasan panjang.

“Jika PLN mampu, silahkan saja, supaya mereka juga lebih efisien, tapi harus dapat dipastikan mereka bisa dapat gas dengan harga murah,” kata Dito kepada Dunia Energi.

Menurut Dito, dengan harga gas yang murah tarif listrik diharapkan menjadi makin kompetitif karena harga has merupakan bagian dari komponen penentuan Biaya Pokok Produksi (BPP).
“Gas memang krusial, kan selama ini selalu diminta BPP-nya ditekan,” tukasnya.

Dito menambahkan, PLN sebenarnya tidak perlu membangun sendiri infrastruktur jika PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) bersedia untuk open access pipa yang dimiliki.

“Selama ini kita minta PGN open access susah sekali. Itu untuk pipa distribusi, apa lagi transmisi,” ungkap Dito.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, sebelumnya mengatakan inisiatif PLN untuk membangun sendiri infrastruktur gas karena selama ini ada proses penentuan harga yang tidak sehat. Apalagi gas sebagai salah satu energi primer harganya bisa terus meningkat. Karena itu efisiensi menjadi jalan utama dalam proses bisnis PLN agar bisa mencapai target, penyediaan listrik murah kepada masyarakat.

“Kalau swasta atau BUMN clear bisnis, kita berbisnis saja, Selama ini PLN dirugikan, jadi kita harap kalau bisnis yang baik saja, hari ini PLN tidak bisa kalau tidak efisien,” kata Sofyan.(RI)