JAKARTA – Pembangunan infrastruktur merupakan tanggung jawab bersama. PT Astra International Tbk (Grup Astra) akan memperluas bisnisnya dengan masuk ke proyek pembangkit listrik seiring dengan kebijakan pemerintah yang akan membangun 35.000 mega watt (MW) dalam lima tahun ke depan.

“Proyek pembangkit listrik menjadi peluang kami untuk masuk ke bisnis power plant. Peluang masuk power plant besar,” ujar Direktur Astra International Tbk, Djoko Pranoto usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin

Ia mengatakan bahwa pengembangan proyek untuk pembangkit listrik itu juga untuk mendiversifikasi anak usaha perseroan mengingat penjualan alat berat pada tahun ini sedang mengalami penurunan. Penjualan alat berat anak usaha PT United Tractor Tbk sedang menurun. Pada tahun lalu penjualan alat berat bisa mencapai 8.000 unit, sementara pada  2015 ini diperkirakan sekitar 5.500 unit. “Tetapi masih menjadi market leader sebesar 37%. Namun ada peluang juga masuk ke power plant seiring kebijakan pemerintah. Anak usaha UT (United Tractors) sudah ada yang masukmeski kecil 2×2,5 MW,” paparnya.

Namun,  Djoko Pranoto mengatakan bahwa pihaknya masih perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk masuk ke proyek yang lebih besar karena benar-benar merupakan hal baru. “Dalam infrastruktur power plant dengan metode mulut tambang merupakan hal baru, jadi kita pelajari. Kita belum putuskan, tapi ini kesempatan. Kita memang harus masuk juga ke industrinya (bisnis pembangkit listrik),” ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa Astra sedang mempersiapkan proses tender untuk proyek pembangkit listrik Sumbagsel III sebesar 2×300 MW. Tender akan dimulai pada awal tahun depan.(DR)