Zirconium.

JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Zirconium Indonesia (APZI) meminta Kementerian Perdagangan menyederhanakan Harga Penetapan Ekspor (HPE) zirconium kembali disederhanakan menjadi satu layer.

Desakan APZI ini merupakan reaksi atas adanya perubahan prosedur penetapan HPE zirconium, yang pada bulan November 2012 menjadi 4 lapis (layer). Ketua Umum APZI, Ferry Alfiand menilai, penetapan HPE zirconium cukup satu atau dua layer agar memangkas birokrasi proses ekspor. APZI juga meminta perlakuan sama seperti kepada mineral lain, diskon HPE terhadap harga pasar.

“Kami sudah menyampaikan aspirasi kepada Kementerian Perdagangan melalui Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Thamrin Latuconsina. Kami meyakinkan kepada pemerintah bahwa satu layer akan lebih mendorong perolehan negara ,” ungkap Ferry di Jakarta, Kamis, 22 November 2012.

Pada kesempatan penyampaian aspirasi APZI tersebut, menurut Ferry, Thamrin didampingi Kasubdit Migas dan Pertambangan, Toto Rusbianto. Keduanya menyampaikan sudah berencana untuk menyederhanakan HPE zirconium menjadi satu layer saja, yaitu menjadi single layer seperti yang berlangsung sepanjang Mei-Oktober 2012.

Namun kedua pejabat Kementerian Perdagangan itu, kata Ferry, menjelaskan bahwa penghitungan HPE zirconium tidak hanya dilakukan Kementerian Perdagangan. Tetapi juga melibatkan Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan.

“APZI hendaknya juga menyampaikan aspirasi kepada kedua instansi itu, agar dalam rapat kami pekan depan, sudah mempunyai pemahaman yang sama,” Ferry menirukan Thamrin.

Didampingi Sekjen APZI Sihol Manullang, Ferry menjelaskan kepada Kemendag, HPE yang berdasarkan kadar (tiga layer) menyulitkan, karena hasil analisis surveyor saling berbeda. Ditjen Bea Cukai yang juga melakukan analisis sendiri, hasilnya berbeda dengan surveyor. Ini menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian, dan contoh kasusnya sudah terjadi di Banjarmasin.

“HPE yang seragam akan mendorong investasi, yaitu dengan membangun pemurnian sehingga diperoleh Zr (rumus kimia zirconium) kadar 66%. Zr kadar rendah namun dikenai HPE yang sama dengan kadar 66%, dengan sendirinya akan mendorong pengusaha untuk membangun pemurnian. Ini mendorong investasi dan membuka lapangan kerja,” ujar Ferry.

Dengan begitu, lanjut Ferry lagi, secara ekonomi akan jauh lebih efisien dari segi biaya dan waktu. Selain itu, tambahnya, dalam kesempatan bertemu Thamrin Latuconsina, APZI juga meminta diskon HPE terhadap pasar internasional.

Menurutnya, HPE Zr sekarang ini cukup tinggi, hampir sama saja dengan harga pasar. HPE Zr November 2012 sebesar USD 1.708, sementara harga internasional di Tiongkok hanya USD 1.700. HPE November malah lebih tinggi dari harga pasar.

Di pihak lain, ada perlakuan khusus kepada mineral tertentu, seperti nikel. Harga nikel di pasar internasional pada Selasa (20/11/2012) pukul 11.00 WIB di Shanghai Metal Market (www.en.smm.cn) adalah 116.000 Yuan, atau sekitar USD 18.619 per ton (kadar 100%). Kemudian, HPE Nobember 2012 untuk nikel kadar 1,8 % sampai 2% adalah USD 32,5 per ton kering (DWT). Anggap saja kadar 2%.

Jika HPE 2% adalah USD 32,5, maka HPE 100% kira-kira dikali 50 menjadi USD 1.625 per ton. Jika biaya pengolahan kita anggap saja 100%, maka HPE nikel kadar 100% dikali dua lagi, menjadi USD 3.250 per ton. “Artinya, HPE nikel hanya 17,5% dari harga pasar. Kita tidak tahu bagaimana versi lain hitungan tentang hal ini,” pungkas Ferry.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)