Gedung kantor ANTM di JL TB Simatupang, Jakarta Timur.

Gedung kantor ANTM di JL TB Simatupang, Jakarta Timur.

JAKARTA –  Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Tato Miraza mengatakan, penerapan Good Corporate Governance (GCG) di perusahaannya, tidak cukup sekedar patuh pada aturan. Namun harus terus ditingkatkan melalui berbagai inovasi, menuju penyempurnaan secara berkelanjutan.

Hal itulah kata Tato, yang mendorong Aneka Tambang tahun ini menggelar Corporate Governance Leadership Training Program, bagi seluruh jajaran direksi dan komisarisnya, termasuk direksi dan komisaris anak perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, emiten tambang berkode ANTM ini menggandeng Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD).

IICD sendiri, kata Tato, merupakan lembaga independen yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan GCG atau tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia. Secara terpisah, Chair of Management Board IICD, Sidharta Utama menyebutkan, GCG sangat penting bagi perusahaan terbuka seperti ANTM.  

GCG menjadi sangat penting, kta Sidharta, mengingat perusahaan terbuka menggunakan dana public, dalam menjalankan operasinya. GCG penting untuk memastikan bahwa hak-hak dan kepentingan publik dilindungi secara adil, serta terdapat transparansi dan akuntabilitas atas penggunaan dana tersebut.

Hal senada diungkapkan ekonom dari Universitas Kristen Petra Surabaya, Thomas S Kaihatu. Menurutnya, perkembangan terbaru membuktikan bahwa pengelola perusahaan tidak cukup hanya memastikan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru yakni GCG, guna memastikan manajemen berjalan dengan baik.

Dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, kata Thomas, ialah yang pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan, terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

Corporate Governance Leadership Training Program yang digelar ANTM sendiri, telah berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 7-8 Juni 2013. Kata Tato, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesepahaman dan kebutuhan implementasi GCG di internal perseroan, dengan mempertimbangkan triple bottom line principles: Environment, Society, Economy untuk keberlanjutan perusahaan.

“Kegiatan ini mencerminkan bahwa implementasi GCG di ANTM tidak hanya sekedar patuh (compliance) terhadap standar dan peraturan perundangan yang berlaku, namun terus dilakukan inovasi, konsistensi, dan penyempurnaan GCG secara berkelanjutan,” jelasnya di Jakarta awal pekan ini.

Kesungguhan ANTM mengimplementasikan GCG pun telah beberapa kali berbuah penghargaan. Diantaranya pada 2012, ANTM meraih penghargaan “Strongest Adherence to Corporate Governance” dari Alpha Southeast Asia Award 2012.

Pada tahun yang sama, ANTM juga meraih Peringkat ke-2 kategori The Best GCG Implementation dari Anugerah Business Review; Best Corporate Governance for Non-Financial Sector, IICD Award 2012; dan Most Trusted Companies dari CGPI Award 2012.

Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, lanjut Tato, ANTM saat ini mengadopsi standar terbaik yang berlaku secara internasional. Diantaranya “Australian Securities Exchange (ASX) Corporate Governance Principles and Recommendations” yang diterbitkan ASX Corporate Governance Council pada 2010, dan “ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard”.

ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard merupakan pedoman GCG, yang diterbitkan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada 2006, dan berlaku di Indonesia. Pedoman ini mengacu pada kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)