JAKARTA- Permintaan gas di Indonesia akan meningkat sekitar 4,8% per tahun antara 2015 hingga 2025. Pertumbuhan permintaan dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur, khususnya pipa transmisi dan distribusi gas dan juga terminal regasifikasi. Oleh karena itu, Pertamina secara bertahap perlu melakukan perubahan orientasi bisnis LNG/gasnya untuk memenuhi kebutuhan domestik, dengan tetap menjaga volume ekspor yang sudah terkontrak.
Direktur Gas Pertamin Hari Kalyutiarti menegaskan Pertamina berkomitmen memperoleh kepastian pasokan LNG untuk proyek-proyek infrastruktur LNG perusahaan. Pasokan terbaru diperoleh dari
Corpus Christi Liquefaction, LLC, anak perusahaan dari Cheniere Energy sebesar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun sebesar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun. Perjuanjian jual beli(PJB ditantangani pada 1 Juli
Perjanjian ini merupakan yang kesepakatan kedua antara Pertamina dan Cheniere Energy setelah dua perusahaan menandatangani PJB LNG pertama pada 4 Desember 2013 lalu. Berdasarkan perjanjian sebelumnya, Cheniere telah berkomitmen untuk memasok sekitar 0,76 juta ton LNG per tahun selama 20 tahun.

“Perjanjian ini konsisten dengan strategi Pertamina untuk mendominasi pasar LNG dan menangkap peluang pertumbuhan permintaan gas di Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, utamanya di sektor ketenagalistrikan dan industri,” ujar Hari Karyuliarto.

Berdasarkan perjanjian ini, Pertamina akan membeli LNG dengan skema FoB dengan harga pembelian mengacu pada harga indeks bulanan Henry Hub ditambah komponen tetap. LNG akan dikirimkan dengan menggunakan tanker LNG milik Pertamina. (AH/dunia-energi@yahoo.co.id