JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, berpotensi mengurangi biaya produksi feronikel seiring perubahan bahan bakar pembangkit. Perubahan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dari bahan bakar minyak ke gas akan menekan biaya produksi feronikel US$ 1 per pon nikel.

Tedy Badrujaman, Direktur Utama Aneka Tambang atau Antam, mengatakan melalui penggunaan gas, biaya produksi menurun dan perseroan menjadi lebih kompetitif. “Kami juga bisa menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dari lini usaha nikel,” kata dia.

Antam telah menunjuk PT PGN LNG Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), untuk menyediakan gas bumi hasil regasifikasi sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk pengolahan feronikel di pabrik feronikel Pomalaa. Saat ini Antam mengoperasikan PLTD berkapasitas 8×17 megawatt (MW) berteknologi dual fired yang menggunakan BBM atau gas sebagai sumber utama energi.

Selain PLTD, Antam tengah menyelesaikan pembangunan PLTU berkapasitas 2×30 MW untuk mendukung pabrik feronikel Pomalaa. Pembangunan PLTU merupakan bagian dari Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa yang akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam dari 18 ribu-20 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi) menjadi 27 ribu-30 ribu TNi per tahun(AT)