JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, meraih fasilitas lindung nilai foreign exchange dari tiga bank BUMN, yakni dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) senilai US$60 juta.

Tedy Badrujaman, Direktur Utama Aneka Tambang atau Antam, mengatakan perseroan menghadapi berbagai macam risiko keuangan, termasuk dampak perubahan harga komoditas dan nilai tukar mata uang asing. Manajemen risiko yang dimiliki Antam ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan untuk meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan.

“Penandatanganan fasilitas lindung nilai ini mencerminkan langkah proaktif dalam pengelolaan risiko perusahaan,” ujar Tedy, Rabu (25/5).

Menurut Tedy, sebagai perusahaan berorientasi ekspor, pendapatan dan posisi kas Antam sebagian besar dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Sedangkan sebagian besar beban operasi dalam mata uang rupiah, sehingga Antam memiliki eksposur risiko perubahan nilai tukar.

“Untuk meminimalkan risiko foreign exchange yang dihadapi, Antam memiliki strategi lindung nilai melalui instrumen natural hedging serta instrumen lindung nilai lain seperti plain vanilla options dan forward and cross currency swaps (CCS) options,” ungkap Tedy dalam keterbukaan informasi perseroan.

Pada kuartal I 2016, Antam mencatat kinerja keuangan positif. Meski kinerja operasional yang terefleksi dalam pendapatan turun 30,86% menjadi Rp1,98 triliun, perseroan berhasil meraih laba bersih Rp5,29 miliar dibanding kuartal I 2015 yang membukukan rugi bersih Rp240,20 miliar.

Laporan keuangan Antam menyebutkan perseroan meraih keuntungan lain-lain sebesar Rp316,51 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu yang merugi Rp210,41 miliar. Keuntungan tersebut berasal dari laba selisih kurs Rp178,91 miliar dibanding sebelumnya yang rugi Rp168,4 miliar. Penurunan nilai kewajiban kotijensi PT Nusa Halmahera Minerals dan keuntungan lainnya Rp74,87 miliar. Selain itu, Antam juga mencatat kenaikan penghasilan keuangan yang signifikan menjadi Rp89,73 miliar dibanding kuartal I tahun lalu Rp6,09 miliar.(AT)