tambang nikel

Tambang nikel PT Aneka Tambang Tbk

JAKARTA – Guna mengantisipasi turunnya penerimaan akibat belum membaiknya harga feronikel, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menaikkan target penjualan bijih (ore) nikel menjadi 8 juta ton. Pasar China dan Korea Selatan diharapkan dapat menyerap penambahan volume ekspor ini.

Seperti diketahui, Antam sedang kelimpungan akibat rendahnya harga feronikel sepanjang Semester I-2012. Padahal feronikel merupakan produk utama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di pertambangan dan pengolahan mineral ini. Sepanjang semester lalu, feronikel hanya mampu menyumbangkan 26% penerimaan Antam sebesar Rp 1,2 triliun.

Selama situasi ekonomi global utamanya di Eropa belum pulih, Antam memang tidak bisa berharap banyak pada feronikel. Pada semester lalu, penjualan emas yang memberikan kontribusi terbesar, hingga Rp 1,8 triliun atau 41% dari total penerimaan Antam. Namun BUMN ini tidak bisa menaikkan produksi emas, karena dua tambang emasnya merupakan tambang bawah tanah (underground mining).

Harapan digantungkan pada penjualan bijih nikel, yang pada Semester I-2012 menyumbang 27% penerimaan Antam, sebesar Rp 1,3 triliun. Penjualan bijih nikel Antam pada enam bulan pertama di 2012, mencapai 3.190.858 ton metrik basah (wmt). Naik 11% dibandingkan periode yang sama 2011.

“Jadi untuk mengantisipasi harga feronikel yang belum membaik di Semester II-2012, kami menaikkan target penjualan bijih nikel tahun ini menjadi 8 juta ton,” tutur Alwin di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2012. Sebelumnya Antam menargetkan ekspor bijih nikel pada 2012 sebesar 7,8 juta wmt.

Alwin mengaku optimis dapat mengejar target penjualan itu pada Semester II-2012, karena tidak ada masalah lagi terkait izin ekspor. Pada semester pertama lalu tepatnya Mei 2012, ekspor ore nikel Antam sempat terhenti karena perusahaan ini sedang mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan, untuk dapat memenuhi persyaratan pemerintah tentang ekspor bijih mineral.

“Pada akhir Mei 2012, Antam kembali mendapatkan izin ekspor bijih nikelnya, dan ekspor bijih telah kembali berjalan,” jelas Alwin. Ia pun berharap China dan Korea Selatan tidak terlalu parah terkena dampak krisis ekonomi global, sehingga dapat menyerap peningkatan ekspor bijih nikel Antam ini.

Produksi bijih nikel Antam sendiri pada Semester I-2012 naik 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi 4.041.119 wmt. Terdiri dari 2.752.791 wmt bijih nikel kadar tinggi, dan 1.288.328 wmt bijih nikel kadar rendah. Target produksi bijih nikel Antam sendiri di 2012 sebesar 9,4 juta wmt.