JAKARTA– PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, PT Inalum (Persero), dan China Aluminium Company (Chinalco) akan menandatangani kesepakatan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) untuk proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat, pada akhir Mei 2017.

Johan Nababan, Direktur Human Capital Antam, mengatakan proyek SGA Mempawah saat ini memasuki studi kelayakan pembangunan. Pabrik pemurnian dan pengolahan SGA Mempawah merupakan proyek pengolahan bijih bauksit menjadi SGA diperkirakan memiliki kapasitas terpasang lebih dari juta ton per tahun.

“Pembangunan smelter SGA diperkirakan butuh waktu tiga tahun,” kata Johan di sela RUPS Antam di Jakarta, Selasa (2/5).

Proyek pembangunan SGA tersebut membutuhkan investasi berkisar US$1,5-1,8 miliar. Menurut rencana, Antam dapat memiliki saham mayoritas atau minimal 51%. 

Antam memiliki cadangan terbukti bauksit (bahan baku alumunium) sebanyak 100 juta ton ditambah potensi yang ada di area konsensi sekitar 200 juta ton. Cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nikai ekspornya peringkat kedua terbesar.

Pada 3 Juli 2015, Antam bersama Inalum sepakat menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama dalam SGA Mempawah. Pada 12 Desember 2015, Antam bersama Inalum dan Chinalco telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Hong Kong.

Sebelum menggandeng Chinalco, terdapat tujuh perusahaan yang tergiur untuk ikut menggarap proyek tersebut. Tujuh perusahaan yang mengajukan proposal menjadi mitra Antam-Inalum berasal dari berbagai negara seperti dari China, Rusia, dan Uni Emirat Arab.

Rencana kerjasama antara Antam dan Inalum antara lain mencakup pencarian, evaluasi dan seleksi calon mitra untuk pembangunan pabrik SGA, penetapan skema kerjasama, persiapan pendirian perusahaan patungan dan melakukan kajian komprehensif di antaranya dalam hal aspek legal, finansial serta teknis-operasional. (ES/RA/DR)