JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, akan fokus pada kegiatan eksplorasi emas. Perseroan menggandeng Newcrest Mining Limited untuk melakukan eksplorasi di lima wilayah, termasuk salah satunya di Pulau Jawa.

“Dana untuk eksplorasi disepakati berasal dari Newcrest, yakni sekitar US$2 juta,” Hari Widjajanto, Direktur Pemasaran Aneka Tambang atau Antam di Jakarta, Senin malam.

Menurut Hari, perseroan fokus melakukan eksplorasi emas mengingat cadangan dan sumber daya bijih emas terus menurun menjadi 7,23 juta dry matric ton (dmt) pada 2015 dibanding tahun sebelumnya sebesar 8,25 juta dmt.

Disisi lain, dua komoditas utama lainnya yakni bijih nikel dan bauksit memiliki cadangan yang sangat besar. Bijih nikel tercatat memiliki cadangan sebesar 988,2 juta wet matric ton (wmt) pada 2015 dibanding 2014 sebesar 985,5 wmt. Sementara cadangan bauksit 700,9 juta wmt pada 2015 dari 701 juta wmt.

Menurut Hari, cadangan bijih nikel dan bauksit tercatat cukup besar. Apalagi sejak 2014, pemerintah sudah memberlakukan larangan ekspor mineral mentah. Sehingga, produksi bijih nikel perseroan tidak lagi dijual secara langsung namun hanya digunakan untuk keperluan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel.

Hal yang sama juga terjadi pada bauksit. Kebutuhan smelter bauksit PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), anak usaha Antam hanya sekitar 600 ribu ton bijih bauksit untuk diolah dan menghasilkan 300 ribu ton alumina.

“Jadi kalau melihat penggunaannya saat ini, cadangan bijih nikel dan bauksit baru akan habis lebih dari seratus tahun,” tandas Hari. (AT)