JAKARTA – Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam pada 2017 mencapai Rp136,51 miliar, naik 110,63% dibanding raihan 2016  sebesar Rp64,81 miliar. Kenaikan laba bersih terutama didorong kenaikan pendapatan dan keberhasilan menahan beban pokok.

Antam sepanjang tahun lalu membukukan pendapatan Rp12,65 triliun, naik 38,86% dibanding 2016 sebesar Rp9,11 triliun. Komoditas emas berkontribusi 58% dari total pendapatan Antam atau sebesar Rp7,37 triliun. Selain itu, kontribusi pendapatan terbesar berasal dari feronikel sebesar Rp3,22 triliun, atau 25% dari total pendapatan.

Disisi lain, beban pokok naik 33,3% menjadi Rp11,01 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp8,25 triliun. Keberhasilan menahan peningkatan beban lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan membuat laba kotor Antam melonjak Rp1,64 triliun pada 2017 dibanding 2016 sebesar Rp851,79 miliar.

Laporan keuangan Antam, Senin (12/3), juga menyebutkan laba usaha 2017 melonjak menjado Rp600,61 miliar dibanding raihan 2016 yang hanya Rp8,16 miliar.

Namun Antam juga mencatat kenaikan beban kerugian entitas asosiasi, beban keuangan dan beban lain-lain, hingga mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp454, 39 miliar, naik dibanding 2016 sebesar Rp237, 29 miliar.

Proyek Pengembangan

Antam saat ini terus mengejar penyelesaian Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berjalan on track dengan konstruksi telah 38% hingga akhir 2017.

Aprilandi H Setia, Sekretaris Perusahaan Antam, mengatakan Pabrik Feronikel Haltim (Line 1) memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan target penyelesaian pada akhir 2018.

“Seiring selesainya proyek pabrik feronikel Haltim akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas feronikel saat ini 27 ribu TNi menjadi 40.500 TNi per tahun,” kata Aprilandi.

Selain pabrik feronikel Haltim, Antam juga terus menggarap pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap 1.(AT)