JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp2,8 triliun pada  2018.
Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Aneka Tambang atau Antam, mengatakan perseroan akan bersinergi dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam hal suplai listrik untuk pabrik feronikel di Buli, Halmahera Timur, berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun.
“Ekspansi tahun depan, kami juga akan kerja sama dengan PT Inalum membangun smelter grade alumina (SGA), feasibility study lima bulan lagi selesai. Untuk suplai listrik di Halmahera, pembangkit butuh 120 MW sehingga akan disinergikan dengan Bukit Asam,” kata Arie di Jakarta, Rabu(29/11).
Antam bersama Bukit Asam dan PT Timah Tbk (TINS) telah resmi menjadi anggota induk usaha (holding) BUMN tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Psrsero) atau Inalum.
Arie menambahkan, Antam juga akan bekerja sama dengan Timah terkait jasa eksplorasi.
Upaya sinergi dilakukan sebagai rangkaian aksi korporasi pasca terbentuknya holding BUMN tambang.
Dalam jangka pendek, holding  akan segera melakukan serangkaian aksi korporasi, di antaranya pembangunan pabrik smelter grade alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan kapasitas sampai dengan dua juta ton per tahun, pabrik feronikel di Halmahera Timur, berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun, dan pembangunan PLTU berkapasitas hingga 1.000 megawatt di lokasi pabrik hilirisasi bahan tambang.
“Ada juga rencana aset PLTU di Pomala bisa di spin off dengan Bukit Asam.  Hilirisasi nikel tidak hanya untuk feronikel tapi sampai ke stainless steel, saat ini sedang penjajakan strategic partner dari luar,” kata Arie.(RA)