JAKARTA – Pemerintah kembali menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk membagikan converter kit bahan bakar gas sebanyak 559 unit di Palembang, Sumatera Selatan. Converter kit yang dibagikan terdiri dari 200 unit untuk kendaraan dinas Pemerintah Kota Palembang dan 395 unit angkutan umum.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan converter kit untuk kendaraan dinas Pemkot Palembang dan angkutan kota merupakan bagian dari 5.000 unit converter kit yang akan dibagikan tahun ini.

Dari jumlah 5.000 unit, Pertamina mendapat penugasan untuk membagikan 3.000 unit converter kit untuk kendaraan dinas dan angkutan umum di Palembang, Prabumulih, Cirebon, Indramayu, Subang, Balikpapan, Depok dan DKI Jakarta. Untuk pembagian kali ini pemrintah telah mengalokasikan dana Rp 97,8 miliar.

“Diharapkan pada November 2017, pembagian converter kit sudah rampung dilakukan,” kata Arcandra, Rabu (30/8).

Pembagian converter kit untuk kendaraan dinas dan angkutan umum merupakan kelanjutan program tahun sebelumnya yang menyalurkan 1.000 unit di DKI Jakarta, Bogor, Subang dan Balikpapan.

Pembagian converter kit untuk kendaraan dinas dan angkot bertujuan mempercepat pemanfaatan Stasiun Pengisian Bahanbakar Gas (SPBG) yang telah dibangun pemerintah.

Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan regulasi khusus yakni Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 25 Tahun 2017 tentang percepatan diversifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang mengatur kewajiban setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk menyediakan satu unit nozzle BBG untuk percepat penggunaan BBG bagi kendaraan.

Nantinya tidak hanya SPBU Pertamina yang wajib menyediakan nozzle BBG namun setiap SPBU yang beroperasi termasuk SPBU milik swasta dengan catatan tersedia fasilitas pipa distribusi gas di sekitar SPBU.  Dalam roadmap, pemerintah menargetkan terdapat 150 SPBU yang akan dilengkapi oleh nozzle BBG pada tahun ini.

Penggunaan bahan bakar gas sebagai alternatif bahan bakar memberikan banyak manfaat, seperti ramah lingkungan karena karbondioksida yang dihasilkan rendah, serta meningkatkan efisiensi biaya operasional dan perawatan karena bahan bakar gas tidak menimbulkan kerak pada ruang bakar.

“Manfaat lainnya, penghematan dari harga beli bahan bakar gas yang lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar fosil lainnya seperti bensin, solar maupun LPG,” kata Arcandra dalam keterangan tertulisnya.(RI)