Jakarta – Anjloknya harga minyak duniaberimbas pada Pertamina EP sebagai salah satu perusahaan penghasil migas di Indonesia.  Belum lagi tren negatif produksi migas nasional yang selama ini terus terjadi.

Namun kondisi itu tidak serta merta membuat PT Pertamina EP hilang arah. Optimisme untuk tetap berproduksi dijunjung tinggi anak perusahaan Pertamina ini sebagai backbone dalam produksi migas nasional.

“Dengan kondisi minyak dunia saat ini, kami turut terkena imbasnya dengan anggaran tahun 2015 yang ada penyesuaian dipotong beberapa persen. Namun demikian kami tetap komitmen untuk terus berproduksi” ujar Muhammad Baron Public Relation Manager  

Wujud komitmen tersebut ditunjukkan dengan kesuksesan PT Pertamina EP melalui Bunyu Field mengulang sejarah dalam peningkatan produksi terbesar setelah sukses menaikkan produksi sebanyak 4.112 BOPD dalam sehari pada selasa (3/2).

“Keberhasilan ini dicapai setelah reparasi dilakukan di sumur BN-20, BN-30, BN-37, BN-39, B-139 dan B-164. Bunyu Field sukses meningkatkan produksi secara signifikan” ujarnya lagi.

Peningkatan terbesar berasal dari sumur BN-20 yang menyumbang setidaknya 1.000 Barel dalam peningkatan produksi ini. Alhasil, keberhasilan reparasi ini membuat Bunyu Field mencapai produksi sebesar 7.825 BOPD per 2 Februari 2015 setelah sebelumnya sempat bertengger di kisaran 3.700 BOPD. Dan per tanggal 4 februari produksi Bunyu Field kembali naik ke angka 8.026 BOPD.

“Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras para pekerja Pertamina EP Bunyu yang giat di lapangan. Dengan keterbatasan anggaran, ternyata Bunyu Field yang sebagian besar diisi pekerja muda mampu membuktikan bahwa prestasi dapat dicapai tanpa harus bergantung pada anggaran yang cukup” jelas Baron.

“Selain usaha teknis Usaha non teknis sangat penting dilakukan guna meningkatkan kebersamaan dan harmoni diantara pekerja serta mendekatkan diri kepada sang pemberi rezeki” ujarnya.

Tidak hanya di Bunyu, di Pulau Sumatera geliat produksi juga dtunjukan dengan mulai dimulainya pengeboran di Sumur BN AA-28 Bentayan yang berada di wilayah Ramba Field, Selasa (3/2).

Sumur BN AA-28 ini diproyeksikan akan mampu berproduksi sebanyak 250 BOPD. Angka tersebut tentu akan membantu target produksi Ramba Field sebesar 8.000 BOPD.

Selain Ramba, di Wilayah Prabumulih kesuksesan juga dicetak Paku Gajah Development Project (PGDP). Melanjutkan keberhasilan pemboran sumur pengembangan Prabumenang (PMN)-09, PGDP PT Pertamina EP kembali mendapatkan hasil yang menggembirakan dari pemboran sumur pengembangan PDW-07 di Struktur Pagardewa yang terletak di desa Pagardewa, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

Hasil uji produksi sumur pengembangan PDW-07 pada lapisan obyektif batuan karbonat Formasi Baturaja mencatatkan rate gas sebesar 6.84 MMSCFD dan kondensat sebesar 36.7 BCPD dengan menggunakan bean size 13 mm. Keberhasilan ini akan mampu meningkatkan produksi gas dan kondensat  PGDP dan Asset-2 kedepannya.

“Tidak hanya di tiga wilayah kerja ini, akan tetapi 20 Field yang menjadi wilayah kerja PT Pertamina EP juga terus berupaya dan berinovasi untuk dapat mewujudkan kedaulatan energi dan agar terus tumbuh bersama Indonesia” pungkas Baron.