JAKARTA– PT Amman Mineral Nusa Tenggara, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang menambang emas dan tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, memproyeksikan Blok Elang memiliki cadangan emas dan tembaga cukup besar. Anita Avianty, Head of Corporate Communications Amman Mineral, mengatakan Blok Elang diperkirakan memiliki cadangan 13 miliar pound tembaga dan 19,5 juta ounce emas.

“Saat ini kegiatan di Project Elang terus dilakukan dengan lebih merapatkan titik pengeboran untuk lebih memastikan jumlah kandungan mineral yang ada,” ujar Anita kepada Dunia-Energi di Jakarta, Sabtu (2/6).

PT Amman Mineral Industri, anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara, disiapkan mengembangkan smelter. (foto: dokumentasi Amman Mineral)

Menurut Anita, Amman kini terus melakukan kegiatan pengeboran hingga cadangan terbukti. Pengeboran di lahan yang berjarak 26 km dari tambang Batu Hijau itu dilakukan di 50 titik. Blok Elang berlokasi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Amman, yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara, juga berencana membangun akses jalan darat menurut lokasi pertambangan itu. Saat ini akses ke Blok Elang masih menggunakan helikopter. Adapun luas lahan mencapai 87.460 hektare.

Sebelum tambang emas dan tembaga Blok Elang diproduksikan, Amman Mineral masih fokus menuntaskan penambangan di Batu Hijau yang saat ini masuk ke Fase Tujuh atau fase terakhir. Hingga akhir 2018, Amman memproyeksikan produksi emas sebanyak 100 kilo ounce dan tembaga sebanyak 197 juta pound tembaga dalam bentuk konsentrat. “Saat ini kami terus mengolah batuan dari stockpile untuk menjadi konsentrat,” katanya.

Kegiatan penambangan Batu Hijau memanfaatkan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 137,5 megawatt dan pembangkit listrik diesel berkapasitas 50 megawatt.

Berdasarkan informasi yang dikutip laman Medco Energi, sepanjang kuartal I 2018 Amman Mineral mencatatkan produksi tembaga sebesar 40,4 juta pound, turun dari 61,6 juta pound pada periode sama tahun lalu. Sedangkan produksi emas hanya 19,2 kilo ounce. Sedangkan penjualan tembaga tercatat 25 juta pound dan emas 16,3 kilo ounce. Harga jual rata-rata tembaga di kuartal I 2018 sebesar 3,17 per pound dan emas US$ 1.421 per ounce.

Sejak Februari hingga pertengahan Mei 2018, Amman Mineral berhasil mengekspor 81 ribu ton konsentrat. Izin ekspor perusahaan yang terafiliasi dengan Arifin Panigoro ini akan berlangsung hingga 15 Februari 2019. Rachmat Makasau, Direktur Utama Amman Mineral, sebelumnya menyatakan pemerintah memberikan izin ekspor kepada Amman Mineral hingga 450.826 ton konsentrat. “Kami sudah 18% dari kuota yang kami dapatkan,” kata Rachmat di Jakarta, Kamis (25/5).

Smelter

Amman Mineral juga menyiapkan lahan seluas 100 hektae di Desa Mantun, Benete, Sumbawa Barat untuk pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Sejauh ini proyek smelter itu masih tahap penyiapan lahan. Rachmat Makasau mengatakan dalam satu bulan ke depan akan masuk tahap kajian desain akhir (Front End Engineering Design/FEED).

Menurut Anita, kemajuan proyek smelter hingga per Februari 2018 mencapai 10,1%. Kemajuan pengembangan smelter ini diverifikasi oleh tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral setiap enam bulan sekali. Amman menargetkan smelter bisa beroperasi mulai 2022.

Terkait kerjasama pengembangan smelter dengan PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar nasional, Anita mengatakan saat ini belum ada kepastian dengan Freepurt. Kendati demikian, Amman mineral, lanjut Anita menyiapkan dua strategi dalam pengembangan smelter bila harus bermitra dengan Freeport atau harus melakukannnya sendiri. (DR)