RIBUAN orang mendatangi wilayah tambang untuk mencari penghidupan, berbagai fasilitas umum pun dibangun. Industri pertambangan telah membuat suatu daerah bertumbuh dan berkembang. Namun setelah tambang berakhir, sebagian di antaranya berubah menjadi kota hantu. Beberapa di antaranya ada di Minnesota, negara bagian Amerika Serikat yang kini merupakan daerah produsen makanan utama di Amerika Serikat.

Selain sebagai daerah pertanian, negara bagian yang masuk menjadi bagian Amerika pada 11 Mei 1858 ini, merupakan daerah penghasil sumber daya alam (pertambangan).

Eksploitasi sumber daya alam di daerah yang memiliki julukan “North Star State” tersebut sudah dilakukan sejak dua abad terakhir. Saat kegiatan pertambangan sedang marak dilakukan, kehidupan di sekitar wilayah pertambangan bertumbuh.

Namun kini bekas tambang dan gedung-gedung perkantoran serta fasilitas umum menjadi tempat yang menakutkan. Ribuan orang pergi meninggalkan kota tersebut, bersamaan dengan deposit tambang yang terus berkurang dan habis.
Kota pertambangan yang “hidup” itu menjadi kota mati, kota hantu setelah tambang usai, setelah kegiatan pertambangan berlalu.

Berikut ini beberapa kota di Minnesota yang menjadi kota hantu setelah tambang berlalu

1. Elcor
Awalnya, daerah ini lebih dikenal dengan nama Elba. Namun setelah tambang besi pertama dibuka di wilayah itu, namanya berubah menjadi Elcor. Lokasinya terletak di wilayah Gilbert ujung selatan Mesabi Iron Range, di Saint Louis County. Kota ini didirikan pada 1897, ketika kegiatan pertambangan pertama mulai dibuka.

Setelah tambang pertama dibuka di Elba, beberapa tambang lain sekitar juga mulai dilakaukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Kegiatan penambangan ini membawa banyak orang mendatangi wilayah ini. Puncaknya, kota Elcor, dihuni lebih dari 1.000 penduduk.

Berbagai sarana dan fasilitas umum dibuka sejalan dengan kehadiran penduduk dalam jumlah yang besar. Jalanan dibangun, kereta api, kantor pos, stasiun kereta, hotel, toko umum sertag beberapa bangunan lainnya. Tidak hanya industri pertambangan yang hidup, beberapa bisnis lain juga ikut menuaik hasilnya.

Kehidupan di kota ini mulai menurun ketika tambang Elba ditutup pada 1927. Meski demikian, kehidupan masih terusj berlanjut meski tidak seperti sebelumnya, karena masih ada beberapa tambang yang masih beroperasi. Puncaknya adalah pada 1954, ketika tambang Corsica, tambang besi terakhir di kota ini ditutup.

Ketika semua penduduk meninggalkan kota, rumah-rumah milik perusahaan yang dihuni karyawan diruntuhkan, yang tersisa hanya fondasi bangunan. Beberapa bangunan dan fasilitas umum ditinggalkan. Elcor yang sebelumnya hidup dan gemerlap menjadi sunyi, sepi dan menjadi kota hantu.

2. Manganese
Manganese merupakan julukan kota terletak di bagian utara Trommland di Wolfrod Township, Crow Wing Country, Minnesota. Kota ini mulai didirikan pada 1910, setelah tambang Mangan di buka di dekatnya. Dua tahun setelahanya, pada 1912, sebuah kantor pos beroperasi. Kemudian pada 1924, beberapa fasilitas umum didirikan semisal toko umum, salon, gereja, sekolah dan hotel. Berbagai bangunan dan fasilitas itu dibangun untuk menyokong keberadaan para penambang serta kehdiupan keluarga mereka.

Masa keemasan kota ini berakhir. Sebagai sumber daya yang tidak terbarukan, semakin terus dieksploitasi, cadangannnya pun habis. Pada 1960, ketika tidak ada lagi mangan yang harus ditambang, semua pekerja dan keluarga pergi meninggalkan kota.

Saat ini, yang tersisa dari wilayah tersebut sebagai tanda bahwa kehidupan pernah ada di sana adalah trotoar beton dan sisa reruntuhan bangunan. Pohon-pohon dan reremputan tumbuh sementara bangunan sebagaian besar hancur karena termakan usia dan faktor alam.

3. Mesaba

Pada awal 1900-an, Mesaba merupakan kota pertambangan yang maju dan makmur. Ada tiga tambang besar yang mendukung kota ini menjadi kota yang ramai dan bertumbuh yakni Spring Lake, Vivian dan Graham. Lebih dari 1000 orang tinggal di kotag ini, dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap mulai dari kantor pos, sekolah, gereja, salon toko umum bahkan rumah perjudian serta berbagaik bisnis lainnya.

Ketika terjadi perang dunia pertama, kegiatan pertambangan terhenti. Sebagaian besar penmabang pindah. Perang menjadi alasan utama, kota yang sebelumnya riuh oleh ribuan penduduk berubah menjadi sepi dan sunyi. Upaya untuk menghidupkan kembali kota ini sempatg dilakukan setelah perang usai pada 1920. Tetapi upayah ini tidak sepenuhnya berhasil. Masaba, kota pertambangan di Minnesota akhirnya bubar tanpa penghuni pada 1947.

Masaba berubah menjadi kota hantu, yang tersisa hanyalah tangul dan pondasi untuk kegiatan pertambangan serta beberapa bangunan lainnya.

4. Mitchell

Mitchell, menjadi daerah yang banyak didatangi penduduk karena daerah inik menjadi kota pendukung kegiatan pertambangan berupa pengangkuta bijih besi melalui kereta api. Ini adalah kota kereta api di wilayah Minnesota. Adalah Duluth, Missabe dan Northern Railroad yang mendirikan kota ini menjadi tempat utama pengangkutan bijih besi dari tambang milik Duluth dan Hibing ke dermaga pengangkutan.

Kereta lokomotif mesin upa yang dimiliki membutuhkan sangat banyak pekerja untuk melakukan kegiatan pengangkutan bijih besi. Kota Mitchell cepat sekali berkembang. Maka berbagaik fasilitas semacam kantor pos, rumah kos, toko umum, hotel, sekolah, gereja serta fasilitas bisnis lain dibangun untuk melayani kebutuhan para pekerja kereta api.

Keputusan Dulluth, Missabe dan Iron Range Railroad mengubah lokomotif mesin uap menjadi mesin diesel, memaksa perusahaan mengurangi jumlah karyawan dalam jumlah yang tidak sedikit. Kehidupan di kota Mitchell, pada awal 1950-an mulai terus mengalami penurunan. Lamban laun, jumlah pekerja yang meninggalkan kota terus mengalami peningkatan. Sementara perusahaan tidak melakukan berbagai upaya mengupgrade agar jumlah karyawan bertambah.

Kini, yang tersias di kota Mitchell hanyalah jalur kereta api serta 12 bengkel reparasi yang masih bertahan. Sebagaian besar bangunan lainnya berubah menjadi puing.

5. Sacramento

Ketika sebuah tempat di dekat sungai Zumbro, diketahui memiliki cadangan emas dibawahnya pada 1857, demam emas terjadi. Ribuan orang mendatangi daerah Sacramento tersebut. Daerah yang sebelumnya sepi itu kini ramai didatamnngi para penambang. Awalnya hanya tenda-tenda yang dibangun para penambang. Tetapi kemudian kehadiran penambang dalam gelombang yang besar membuat daerah ini seketika berubah menjadi sebuah kota yang ramai.

Berbagai fasilitas dibangun, kantor pos, salon, rumah judi, hotel dan sebagainya. Tidak hanya pertambangan emas, bisnis lain di wilayah itu juga tumnbuh dan berkembang. Namun ketika deposit emas habis, demam emas sirna. Ribuan orang bergeser ke tempat lain, mencari penghidupan baru atau mencari lokasi penambangan lainnya.

Sacramento yang sebelumnya sempat ramai dan hidup kini kembali muram. Tak ada lagi orang yang mendiami wilayah ini. Wilayah ini menjadik kota mati, kota hantu setelah tambang berlalu.(AP)