JAKARTA– Indonesia diproyeksikan masih memiliki potensi cadangan minyak dan gas bumi cukup melimpah di kawasan laut. Karena itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) akan fokus meningkatkan aktivitas hulu migas dari lapangan onshore beralih ke daerah lepas pantai maupun laut dalam (offshore).

“Di hulu migas, 50 tahun yang lalu produksinya sekitar 60 – 70% berada di darat. Nah, sekarang kita fokuskan mau kerjakan di laut,” kata Ignasius Jonan, Menteri ESDM, seperti dikutip laman Kementerian ESDM.

Menurut Jonan, seiring berjalannya waktu, kegiatan produksi migas di darat (onshore) kurang berjalan optimal akibat faktor alamiah seperti sumur yang menua. Meski begitu, Jonan tidak menampik bahwa saat ini produksi lapangan migas onshore masih menjadi andalan bagi sektor migas nasional.

“Masih ada Blok Rokan, salah satu (blok minyak) terbesar di Asia, pada 2021 akan dialihkelola oleh Pertamina dari Chevron. Produksinya pernah 1,5 juta barel per hari, saat ini produksi minyak nasional saja hanya sekitar 700 barel per hari,” ujarnya.

Di masa mendatang, beberapa proyek hulu migas offshore yang menjadi prioritas untuk segera digenjot produksinya adalah Blok East Natuna, Blok Masela di Maluku hingga Blok di Papua seperti West Berau maupun Cendrawasih Bay II. “Cadangan migas baru harus ditemukan,” katanya.

Selain itu, Pemerintah tengah mempercepat penyelesaian proyek pengembangan laut dalam atau yang dikenal dengan istilah Indonesia Deepwater Development (IDD) seperti lapangan Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Demi mendukung aktivitas tersebut, Pemerintah berharap korps angkatan laut turut membantu aktivitas eksplorasi dan eksploitasi migas yang dilakukan oleh Kementerian ESDM. “Saya berharap kepada satuan-satuan khusus seperti kapal selam berperan dalam membantu kegiatan bangsa dan negara ini untuk lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, Jonan juga berharap keterlibatan Tentara Nasional Republik (TNI) AL dalam menjaga aset sektor ESDM. “Ada banyak anjungan-anjungan lepas pantai berukura besar di aktivitas hulu migas berhenti pilihannya di-abandon (buang) atau diserahkan kepada TNI AL untuk digunakan sebagai pos pengamatan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM dan Panglima TNI telah menjalin kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait bantuan TNI dalam rangka pengamanan, survei dan pemanfaatan bidang ESDM dan pengembangan sumber daya manusia pada Juli 2017. (RA)