TALANG UBI– PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dibawah supervisi dan koordinasi SKK Migas yang juga anak usaha PT Pertamina (Persero), mencatatkan kinerja positif pada area operasi migas Asset 2 Pendopo Field di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan.

Hingga kuartal III 2018, Pendopo Field membukukan produksi minyak sebesar 2.685 barel per hari (BPH) atau 103 % dari target yang ditetapkan sebesar 2.582 BPH. Perusahaan juga berhasil menjaga rasio sukses pekerjaan well intervention dan workover 2017-2018 pada angka 73%.

Munir Yunus, Pertamina EP Pendopo Field Manager, mengatakan pencapaian tersebut merupakan suatu prestasi karena dengan mengaktifkan sumur idle (suspended) menjadi sumur produksi aktif berhasil meningkatkan angka produksi Pendopo Field. Peningkatan produksi dari sumur idle itu penerapan metode baru dalam evaluasi data-data subsurface.

“Dengan penerapan metode tersebut berhasil ditemukan potensi baru pada lapangan idle yang selama ini termarginalkan” ujar Munir dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Sabtu (17/1).

Menurut Munir, penerapan metode ini dalam mengevaluasi lapangan-lapangan minyak tua telah berhasil menghidupkan kembali lapangan Benuang yang dulu suspended melalui kegiatan reaktivasi 11 sumur dengan rasio sukses mencapai 73 %.

Reaktivasi awal di sumur Benuang 45 (BNG-45) yang terletak di desa Kertadewa, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali pada Maret 2017. Hasil uji produksi awal pada sumur tersebut menunjukkan laju produksi sekitar 150 BPH dan gas 2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Keberhasilan ini menambah optimisme Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field dalam mempercepat pelaksanaan reaktivasi sumur-sumur suspended yang sudah diprogramkan.

Sumur-sumur yang berhasil direaktivasi kemudian yaitu sumur BNG-08 dengan produksi hasil uji awal sebesar 63 BOPD dan Gas 1.6 MMSCFD, sumur BNG-30 dengan produksi hasil uji awal sebesar 317 BOPD dan Gas 3.5 MMSCFD, BNG-16 dengan produksi hasil uji awal sebesar 27 BOPD dan Gas 0.54 MMSCFD, BNG-42 dengan produksi hasil uji awal sebesar 44 BOPD dan Gas 1.4 MMSCFD, BNG-23 dengan produksi hasil uji awal sebesar 112 BOPD dan Gas 3.8 MMSCFD, dan BNG-36 dengan produksi hasil uji awal sebesar 148 BOPD dan Gas 4.1 MMSCFD.

Dengan berhasilnya reaktivasi sumur-sumur tersebut berakibat pada meningkatknya produksi lapangan Benuang yang sebelumnya hanya berproduksi sebesar 17 BOPD dari 1 sumur menjadi 537 BOPD dan Gas 7.5 MMSCFD dari 8 sumur produksi. Produksi puncak tersebut berhasil dicapai pada Agustus 2018.

Munir menambahkan dengan metode baru yang lebih komprehensif ini dan kejelian para pekerja dalam mengevaluasi data-data subsurafce mampu merubah lapangan Benuang yang sebelumnya idle menjadi lapangan idola di wilayah kerja Pendopo Field.

Dengan melihat potensi yang ada tersebut, Pendopo Field berencana mengembangkan lebih lanjut lapangan Benuang melalui kegiatan pemboran. Saat ini dalam proses pembahasan rencana pengembangan atau Plan of Development dengan SKK Migas untuk menentukan strategi pengembangan yang paling optimal. (DR)