CARACAS  – Venezuela tampaknya sudah tidak berdaya untuk mengatasi krisis energi. Presiden Nicholas Maduro akhirnya memutuskan bahwa untuk dua bulan mendatang, liburan akhir pekan dimulai sejak Jumat.

“Kita akan memiliki libur akhir pekan yang panjang,” tutur Maduro dalam pidatonya selama satu jam di televisi negara itu, seperti diberitakan CNBC. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari rencana darurat untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik dalam 60 hari ke depan.  “Saya yakin kita dapat mengatasi situasi sulit ini tanpa menaikan tarif listrik atau melakukan pemadaman bergilir.”

Venezuela crisis

Pasokan listrik di negara Amerika Selatan yang 95% pendapatannya berasal dari minyak tersebut berkurang drastis akibat kekeringan panjang.  Padahal, sekitar 60% listrik yang menerangi negara itu berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Krisis listrik diperparah akibat kurangnya pemeliharaan infrastruktur, sementara investasi di sektor energi tersendat.

Kalangan oposisi bereaksi keras atas keputusan itu dengan menyatakan waktu kerja 4 hari dalam sepekan akan menyebabkan negeri itu terperosok dalam jurang resesi yang lebih dalam, kekurangan produksi makanan dan obat-obatan, serta angka inflasi yang menyentuh tiga digit.

Menurut data Bloomberg, Venezuela  termasuk negara ekonomi paling buruk dunia. Pada 2015, mereka berada di peringkat pertama dengan misery index 105,1. Sementara pada tahun ini indeksnya berada pada kisaran 159,7.

Keputusan itu merupakan serangkaian kepahitan yang harus ditelan masyarakat Venezuela. Beberapa pekan lalu, Presiden Maduro untuk pertama kalinya dalan 20 tahun terakhir menaikan harga bensin. Menurut the Guardian, Kamis (18/2), kenaikan bensin untuk Oktan 95 bisa mencapai 6.086%, dari sebelumnya 0,097 bolivar menjadi 6 bolivar. Sedangkan Oktan 91 naik 1.300%.

Selain memperpanjang libur akhir pekan, Presiden Maduro juga memerintahkan seluruh pusat perbelanjaan untuk menyuplai sendiri kebutuhan energinya sekaligus memangkas jam kerja karyawan. “Bagi Maduro cara terbaik untuk mengatasi krisis adalah mengurangi produktifitas negeri ini,” kata Konselor Kota Caracas Jesus Armas.

Warga menunjukkan reaksi beragam terkait dengan keputusan tersebut. “Anda pasti sedang bercanda???”, tulis seseorang lewat Twitter. Banyak yang khawatir dampak kebijakan tersebut akan buruk buat sekolah, pelayanan masyarakat, dan aktivitas perbelanjaan.

Jika tidak waspada, suatu saat Indonesia dapat seperti ini….. (LH)